pak Abdul, si penjual rambak keliling

Wisma Islami Bina Taqwa adalah salah satu asrama mahasiswa UMS yang terletak di desa Gonilan, sekitar 1km sebelah utara kampus utama, bagi para ikhwan atau santri yang kuliah di ums ini, salah satu hal yang sangat diperhatikan adalah tempat tinggal, kos, atau asrama. pasalnya dengan lingkungan kampus yang tercipta dari sebuah hedonisme mahasiswa penuh. pergulan bebas, pakaian yang sangat tidak mencerminkan norma. membuat para ikhwan lari mencari kos islami meskipun dengan harga yang jauh dari miring atau dengan jarak yang sangat jauh sekalipun.

Aisyah

Ahad ini rencananya aku masak sendiri, sebagai ketua wisma yang paling senior, aku bertanggung jawab dengan keadaan ikhwan-ikhwan penghuni wisma Bina Taqwa ini. sebenarnya hari ini adalah hari pertama diadakan acara masak ala ikhwani untuk mencukupi kebutuhan bulanan yang serba kepepet. pasalnya setelah kemarin kita memutuskan untuk membantu mbah ipah, tetangga wisma yang sakit dan butuh biaya ke rumah sakit, para ikhwan mengeluh dengan uang bulanan yang hampir habis, padahal bulan ini baru beranjak ke minggu kedua, subuh tadi diadakan rapat dadakan. masing-masing penghuni kudu kasih solusi untuk masalah ini. Doni memulai pendapat dengan mengusulkan untuk membuat usaha bareng, semua kurang setuju karena usaha pasti butuh modal. Anugrah berpendapat untuk sementara kita ke kampus jalan kaki bareng-bareng, sepertinya juga rada sulit, mengingat hampir semua penghuni wisma adalah semester tua, kecuali si Ahmad yang baru datang bulan lalu dari Purwodadi.jadi aku berinisiatif untuk memanfaatkan peralatan masak beserta kompor ibu kos untuk masak bersama dengan biaya patungan.

ijinkan aku memanggilnya 'bidadari'

Sulit kupercaya, dan benar-benar tak mampu untuk kupahami sendiri, saat hangat air mata menetes penuh kelembutan mengalir melewati pipi dan bibir yang menggetar gumam, kutundukkan kepala penuh kepatuhan, agar aku yakin bahwa aku sepenuhnya hamba, ya Rabb, dengarkanlah, aku sedang berdoa...

Ya Rabb, adakah sebuah kelembutan lain dibalik kegarangan lelaki selain ucapan lembut wanita dibelakangnya?

Adakah keromantisan lain dibalik ego seorang lelaki selain cinta tulus seorang wanita disampingnya?

Atau adakah senyum keteduhan hati lain dibalik kerasnya lelaki selain senyuman sayang seorang wanita di depannya?

cinta dalam senyap

Cinta berkembang dalam senyapku,
Menembus pekat hatiku, mengusik pertapaan jiwaku...
Cinta yang sulit kutebak,
Merajut detakan dalam ritme yg teratur
Menerang kepekatan tak terlindungi..
Andai dia adalah virus, akupun mati sekarang.

cantik bukan alasan

      Mungkin sudah biasa terdengar di telinga kita ketika salah satu teman kita punya cewek yang cantik jelita, kemudian teman laennya yang lagi kumpul membicarakan si doi, 'eh si anu ceweknya cakep banget lho, putih, bersih, sexy lagee, wah enak banget pasti punya cewek seperti itu (sambil dilihatnya tuh cewek temennya sampe menghilang), trus berita itu menyebar kemana-mana sampai ke telinga teman kita itu, gak kebayang kan gimana bangganya punya cewek cantik, makin belagak aja tuh temen memperlihatkan cewek cantiknya, yang satu pun gak mau kalah, pokoknya cewekku harus makin cantik sama dia', dan nasibnya temen yang satunya lagi, yang sudah punya cewek tapi gak begitu cantik, gak berani nunjukin ceweknya ke temen-temennya karena malu kalah cantik, dan akhirnya berakibat pada kerusakan hubungan, ujungnya pun 'broken' gak jelas. Nasiib....

curhat malem minggu

     Tiada yang ingin kulewatkan malam ini...sedetikpun...tidaak...meskipun disini aku sendiri..duduk berjaket tebal dan menikmati acara tivi disudut wisma tempatku bernaung dalam perantauan...aku ingin menikmati malam minggu ini., cinta tak perlu dibahas lagi, kau kemari, akan aku layani, kau menjauh pergi..tak mengapa. Aku tlah terbiasa dengan itu semua. November ini hujan tak berhenti-henti, sampai saat inipun jejak tariannya masih terasa dikulit, sendiri....kudengar sang kodok dari kejauhan bernyanyi, mungkin juga menari, aku ingin tetap disini..meski nyamuk mulai menyiang2 di telingaku...

mimpi kuliah di luar negeri

     Malem tadi tidak seperti biasanya, usai shalat maghrib, langsung kututup pintu dan jendela, lalu kukunci dari dalam, juga lampu kumatikan. Ya..malem tadi memang diluar kebiasaan, tubuhku terasa seperti dihantam beton baja, terutama kedua tanganku, pasalnya kedua tangan ini yang paginya kupaksa buat mencuci pakaian kotorku sekaligus, disamping itu saat mencuci badan dan pakaianku basah terkena air cucian, usut punya usut, sakitku ini dipicu saat malemnya aku keluar minjem buku paket buat kukopi dan kupelajari esoknya (niatnya begitu), jadinya aku masuk angin plus smua tubuhku pegel2 kecapekan.