Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Friday, May 9, 2014

Jangan (dulu) Bangga Punya Anak Penurut

A: jeng, putra jengenan itu lho, kok nurut banget ya sama ortunya, gak kayak anak saya, susah banget diaturnya.
B: lha iya jeng, wong kalo dia gak nurut ya langsung  dipukul sama bapaknya.

    Siapa sih yang gak pengen punya anak penurut, kalo di rumah gak banyak tingkah laku, kalo disuruh langsung dikerjakan, dan gak sering bikin onar atau masalah baik waktu di rumah atau di luar. Orang tua pasti mendambakan mempunyai anak yang pinter, penurut, hormat sama orang tua, dan membanggakan keluarga, sudah bisa ditebak pasti ketika dewasa nanti dia menjadi orang besar atau sukses. Ya, seperti itulah pengamatan yang saya dapat dari orang-orang dekat mengalami hal seperti itu, sayangnya tidak semua anak bisa diperlakukan seperti itu. Lihatlah contoh berikut ini,

Jika Aku Seorang Ayah



    Andai Allah mengijinkan aku untuk menjadi seorang ayah nantinya, InsyaAllah aku akan......

  1. Berusaha menjaga hubungan yang baik dengan anak sebagai seorang yang begitu dekat namun tetap dihormati. Sering berbincang, ikut serta kegiatan anak dan tidak malu untuk memasuki dunianya menjadi kunci keakraban antara anak dengan ayah, kita sadar bahwa apa yang dibutuhkan anak tidak hanya sekedar materi, karena hakikatnya materi hanya sebagai pengganti peran ayah saat tiada atau pelengkap kehidupannya, sebaik-baik tempat berkembang anak hanyalah orang tua, meski minim materi, itu cukup untuk membuatnya bahagia. Tapi jangan harap kalau sejak awal anak sudah diberikan kemewahan materi, maka peran ayah sudah tak lagi dibutuhkan dan tergantikan materi itu, akibatnya perkembangan anak menjadi tidak seimbang, dimana ketika mereka tumbuh dewasa nanti mereka hanya memandang segala sesuatu dari nilai materi, menganggap materi itu sebagai kunci kebahagiaan, bukan kasih sayang, so, buah jatuh tak jauh dari pohonnya, sifat itu pun akan menurun pada anak.

Satu Saat Nanti

      Salah satu moment yang paling aku sukai akhir-akhir ini adalah duduk sendiri di balkon atas belakang  tempat kos. Dari atas sana kita bisa melihat orang-orang lalu lalang mengendarai motor, kita juga leluasa melihat sawah yang hijau terbentang meski lama-kelamaan terkikis oleh bangunan-bangunan kos yang menjulang, namun jika berada di tempat itu saat malam, itu rasanya seperti merefleksikan suasana hati sendiri. Gelap, dan cukup sunyi, hanya sedikit cahaya kelap-kelip dari sorot lampu motor ataupun lampu bangunan kos. Desiran angin malah yang cukup kuat seolah mampu meniup kekalutan hati yang sedang dialami. Tenang, perlahan membiarkan fikiran melayang lalu bergerak melukis angan dilangit gelap nan tinggi menjulang itu.

Saat Anak Ingin Menikah di Usia Muda

    Menikah ? siapa sih yang tidak ingin menikah dan membangun mahligai rumah tangga dengan segitu iming-iming kebahagiaan yang kata orang rasanya layaknya syurga dunia. namun menikah itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, ada banyak persiapan yang harus dijalani sebelum memutuskan untuk menikah, terutama yang masih berusia muda. nah, bagaimana baiknya kita mensikapi anak/saudara yang berniat menikah diusia muda dari sudut pandang orang tua?

Mari Saling Memahami

 
     Sebagai manusia pada umumnya, ktia semua pasti berharap bisa menjalani kehidupan ini secara normal, melewati fase-fase hidup ini dengan stabil dan terkendali,dari masa kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga menua, dari fase sekolah dasar, menengah, atas, kuliah, sampai bekerja. Ya pemikiran itu sungguh sangat wajar. Namun tidak selamanya alur itu berjalan sesua harapan, karena hidup ini bukanlah tempat kita meletakkan harap, dan ada Tuhan, Sang Maha Penentu Keputusan. Kita yang menjalani, bukan yang menentukan. Karena ada tempat lain untuk menjawab semua harapan, membalas semua kelakuan, setelah mati nanti..

--->>>>> xXxXxXx [ [ [ PreNz 'n Fanz ] ] ] xXxXxXx <<<<<--