terkadang aku seolah sedang tercuri perhatian oleh kekuatan waktu. saat-saat senggang seperti ini barulah aku merasakan sesuatu yang tlah kulewati dan tak kuperhatikan. sayangnya hal-hal yang terlewati ini merupakan hal yang tak bisa diremehkan. dan tak bisa kembali. seolah aku melemparkan begitu banyak momen baik dalam hidup, sedang yang kujalani ini hanya sekedar sampah waktu yang kubuat sendiri.
Monday, September 7, 2015
Sunday, August 30, 2015
Kawiiin......!!!!
Beberapa hari terakhir ini. Entah kenapa bawaannya serba melow en baper. Kayak cewek lagi datang bulan..bukan ding. lebih kayak ibu muda yang sedang hamil pertama. Ngidam gak ketulungan. Ngidam nikah..ya.anggap aja aku abg tua yang sedang ngidam kawin.. nggak pagi siang malam yg kefikiran cuma kawin, diajak ngobrol kawan serumit apapun perbincangan itu.ujung-ujungnya curhat masalah kawin..
Labels:
aKu....
Wednesday, February 4, 2015
Cerita Hari Ini
hari ini benar-benar menjadi hari penuh cerita. hidup dalam masyarakat memang selalu ada cerita. dari si anu maupun si itu. dari yang besar dan umum, sampai yang kecil dan sangat rahasia slalu ada dalam cerita kehidupan bermasyarakat. maklum saja, berita apapun akan tersebar luas ke para tetangga. namun kali ini ada dua tema cerita besar, yakni kematian dan pernikahan. meski sekedar intermezo, semoga bisa diambil pelajaran ya.
Sunday, January 25, 2015
Uang dan Sebuah Eksistensi
Dunia ini ibarat bayangan: kejar dia dan engkau tidak akan pernah
bisa menangkapnya; balikkan badanmu darinya dan dia tak punya pilihan lain
kecuali mengikutimu
( ibnu al-Qayyim)
Pernahkah anda menonton film Into the Wild? film tersebut
mengisahkan seorang sarjana yang setelah memperoleh pencerahan tentang hakikat
hidup dan bahaya materi. Lalu dia memutuskan untuk hidup tanpa uang, seluruh kekayaannya
dia bakar. Dia mengembara dengan naluri dan natural, makan dari hasil alam,
setiap hari menikmati keindahan Tuhan. sampai pada akhirnya dia meninggal di
dalam sebuah mobil van tua yang menjadi rumah juga tempat insiprasi menulis
diarinya.
(bukan) Sebuah Kesalahan..
Saat rangkai kataku tak terdengar dengan sempurna,
Lukisan masa depanku terlihat abstrak, belum begitu mengena..
Benar kata orang,
Bukanlah hidup jika tak kau dapati ganjalan..
Ini bukan takdir yang hendak ku pilih,
namun beginilah melewati tiap alurnya..
sesal ini jangan kau rubah jadi benci
lalu kau robek ikatan yang telah ada sebelumnya..
ini rangkaian Tuhan..
dengan iman pula ku kan bertahan..
pun tiada guna,
kau bangun luka dengan ratapan...
Tetaplah tersenyum..
Dan bukalah lembaran baru,,,
Pun andai waktu tak mengubahku,,,
Aku tetaplah raja di hatiku..
Saturday, January 24, 2015
Sisi Lemah Seorang Introvert
Sejujurnya memang introvert adalah kepribadian yang paling rumit,
tapi menurut saya,tiada yang beda antara introvert dan ekstrovert, keduanya ada
untuk saling melengkapi sebagaimana adanya siang dan malam. pada intinya
introvert atau eksrovert itu sama buah karunia berupa kepribadian dari Allah.
masing-masing mempunyai nilai plus-minus dengan segala potensi yang dimiliki.
Hanya saja kepribadian introvert memang lebih rumit untuk dijelaskan. Dan
sejauh ini saya baru menyadari, bahwa ia juga ternyata susah untuk
dikendalikan. Berawal dari sebuah keisenganku masuk ke dalam grup-grup facebook
yang berkaitan dengan introvert baik diluar
maupun didalam negeri. Dan wow….!!! Ternyata tulisan/ postingan yang
mereka tulis di grup tidak seperti yang apa yang ada difikirin tentang
introvert ini. Mereka (para introvert dalam grup tersebut) kebanyakan lebih
bangga menonjolkan sisi buruknya dibanding saling membantu untuk mengeksplore
potensi tersembunyi mereka. Mereka dengan bangga memperlihatkan bahwa mereka
tak pernah bersosialisasi meskipun ditegur orang-orang dekat mereka, mereka
bangga tidak punya teman, mereka senang diklaim pendiam, dengan satu alasan,
JUST BE THEIR OWN SELVES. Its so terrible..!!!!!
Labels:
InTroVeRt..
Tips Berkomunikasi Untuk Introvert
Komunikasi
sangatlah penting di dunia inim dia mengambil bagian terpenting dalam
komunitas, meskipun beragam cara orang berkomunikasi, namun komunikasi langsung
tetaplah menjadi bagian yang utama. Sebenarnya tidak ada yang masalah dengan
urusan komunikasi ini, yang terpenting adalah tahu tempatnya dan jaga etika.
Tapi bagi seorang introvert, komunikasi menjadi momok yang menakutkan bagi
mereka. Mereka terbiasa hidup dengan kesendirian dan tidak terbiasa
berbasa-basi saat ngomong. Maka semua hal yang berhubungan dengan komunikasi
verbal menjadi sulit untuk dijalankan.
Sebagai pengamat
yang ulung, seorang introvert terlalu detail dalam melihat sesuatu, sehingga
terkadang dia menjalani sesuatu tanpa menikmatinya. Hanya tuntutan
kehidupan.maka terkadang sesuatu yang remeh terlihat begitu berat bagi
mereka.seperti komunikasi ini, ketika berkomunikasi, mereka berfikir terlalu
mendalam tentang apa yang harus dikatakan, apa nanti yang akan ditanggapi orang
yang sedang didepannya itu. Bagaimana nanti kalau dia Tanya masalah ini dan
itu. Padahal sejatiinya komunikasi hanyalah bentuk penguatan ikatan hubungan,
memperbaiki hubungan yang kurang baik atau menambal pertemuan yang terhalang
kesibukan.
Sesuatu yang Tertunda
Menatap
relung-relung hidup...
Aku merasa
hidupku
Tak seperti
yang ku inginkan.
Terhampar begitu banyak
Warna kelam
sisi diriku
Seperti yang
mereka tahu...!!
Seperti yang mereka tahu...!!!
Aku merasa disudutkan
kenyataan,
Menuntut diriku
dan tak sanggup ku melawan.
Butakan mataku
semua tentang keindahan,
Menggugah
takutku menantang sendiriku.
Disatroni Maling
Kejadian kemarin benar-benar begitu mencengangkan sekaligus menggelikan.
Bagaimana tidak, sejak aku lahir rumah ini tak pernah ada kejadian disusupi
yang namanya maling. Bahkan disekitaran rumah ini. Tak pernah santer terdengar peristiwa
kriminalitas seperti ini. Dan kejadian ini menorehkan cerita baru di keluarga
juga para tetangga. Tiada satupun barang yang hilang, atau luka apapun. karena
maling itu berhasil ditangkap sebelum sang maling beraksi. Yang mencengangkan
adalah baru sekali ini aku berhadapan dengan yang namanya maling, dan yang
kedua, ternyata maling itu tetanggaku sendiri, Cuma berjarak 2-3 rumah dari
tempat ku tinggal, dan terakhir yang paling menggelikan, ternyata dia bukan
berniat maling. Tetapi......
Kos Bina Taqwa dan Sepenggal Kisah
Memandang jam dinding di tembok kamar kos ini, merasakan pergantian
hari demi hari yang begitu cepat membuatku sekejap ingin berfikir tentang
sketsa kehidupan ini. Dimana setiap hari
kita melalui tiap fase kehidupan masing masing dengan begitu berat, pahit.
Terkadang menyesakkan. Namun ketika kita beranjak kepada fase yang lain. Kita
merasakan betapa menyenangkannya memikirkan saat-saat itu. Sebagai bagian dari
kehidupan kita. Slalu ada cerita dan slalu menjadi kenangan. Tapi apakah itu bisa
disebut kenangan jika kita masih saja terhenti pada satu fase dan belum juga
beranjak pergi. Meskipun waktu meloncengkan alarm peringatan, meskipun secara
fisik kita sudah harus berpindah fase, namun kita masih disini. Menjadi
seseorang yang tertinggalkan. Apakah itu juga merupakan satu kenangan?
Entahlah.
Dont give up
Hidup terkadang berasa memuakkan, saat waktu kita berjalan sama
cepat. Namun yang lain lebih memiliki pencapaian, sedang kita seolah diam
ditempat. Semua manusia paham kita sedang berjalan menuju Tuhan. Jadi apapun
yang kita lkitakan, seharusnya melihat apa kata Tuhan. Tak perlu
terpengaruh dengan manusia. Namun saat
sebagian dari mereka memuji sebagian dari yang lain dan kita memiliki usia yang
sama. Pujian itu seakan berbelok menjadi sindirin dan mengejar ke arah kita.
Pedas di mata, pedas juga di telinga.
Tiada hidup tanpa pergaulan. Sungguh betapa nikmatnya hidup ketika
kita bisa mengobrl hangat dengan teman diselingi candaan-candaan kecil yang
jauh dari keseriusan. Namun ketika arah pembicaraan mereka berubah menjadi
tanya jawab tentang pencapaian-pencapaian yang mereka sedang kejar atau baru
saja di dapatkan. Itu seolah menjadi wrong seat bagi kita. Tak terasa kursi
kita semakin menjauh-lalu menjauh dan perlahan kita beranjak pergi meninggalkan
mereka dan tak ingin kembali. Selamat tinggal obrolan hangat.
Tetaplah Tersenyum
Cobaan datang dan pergi silih
berganti
Hingga membuatmu lupa mengapa semua
ini terjadi.
Seolah begitu berat beban hidupmu
Kau menangis tersendu sendiri.
Kemana kini perginya cahaya dari wajahmu
Yang selalu menyejukkan hati…
Mengapa sekarang mendung
menyelimutinya..
Wajahmu begitu sendu pilu..
Subscribe to:
Posts (Atom)