Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Friday, March 6, 2020

Reinkarnasi

Malam masih terlampau dingin. 
kokok ayam menyentak fajar, 
menghalau pekat, 
menenggelamkan malam dalam-dalam,
mengajak manusia bercerita tentang,
turunnya sekumpulan malaikat..


       Detak jarum jam tak pernah kehilangan masa nya meski baterai tlah mencapai fase kulminasi, namun tidak pada makhluknya, waktu semakin menggerus usia, menggiring menuju akhir, lalu sirna, sedangkan manusia masih mempunyai pekerjaan lainnya. kehidupan setelah kehidupan. sayangnya hal sepenting itu seringkali menjadi yang terlupakan oleh rutinitas duniawi. Sebenarnya, Mau tidak mau. manusia harus menyesali masa lalunya sebelum kehidupannya menjadi sejarah, tidak ada yang selalu terjaga bersih, Tuhan hanya minta untuk selalu kembali, bersujud merendahkan diri. dan meminta petunjuk jalan terbaik untuk membersihkan diri..neraka bukan tempat kembali, bagi orang2 yang mempercayai..

setidaknya menangisi itu semua menjadi obat  ketika masih berat untuk memperbaiki diri...

Thursday, March 5, 2020

Sudut Pandang

Selembar uang,
sanggup menstimulasi sebuah pekerjaan,
bisa juga menginisiasi kriminalitas,
hanya selembar uang,

          Banyak orang mengira cinta lahir dari setumpukan rasa yang dia tanam pelan-pelan seiring berjalannya waktu hingga menjadikannya sebuah komitmen. tetapi di barat orang bisa merelakan tubuhnya hanya dalam kisah asmara semalam. Ada yang terlupa, bahwa tingkat kematangan berfikir menjadikan pintu hati itu kuat atau rapuh, kebanyakan orang menyangsikan kisah perjodohan, namun betapa banyak orang dibuat jatuh cinta hanya melalui sosial media. mereka mencoba merasional, namun melupa hakikat. Hakikat bahwa jalan rasa dan pola berfikir juga butuh sandaran yang kuat,yang dapat menembus logika dan perasaannya melampaui batas ruang dan waktu, hingga melahirkan sebuah keyakinan bahwa ada sebuah jalan yang meskipun belum masuk logika esensi-nya, dia yakin itu yang terbaik buatnya dan dia pegang itu kuat-kuat walau kaki masih meraba berpijak. lihatlah dulu bagaimana cibiran buat kaum bercadar yg mereka melihatnya sebagai sebuah kerumitan hidup, namun secepat itu mereka menduplikasi hakikat cadar ketika wabah korona membuat rumit kehidupan para pencibir itu. dan secara tak langsung mengiyakan sebuah hakikat.bahwa tak semua pola fikir itu bisa menjadi barometer kebenaran mutlak bagi dirinya. itulah pentingnya mensetting sudut pandang.

Manusia dalam Kubangan Prasangka

Kamu mengira begitu, sedangkan aku begini,
menangkap sosokku tak jua kau temui,
diri bukan perwakilan indera, bukan juga sesosok rasa,
kau hanya sedang bermain dalam fikiran dan setanmu hari itu...
       
        Prasangka tak bisa jauh dari jangkauan kondisi hati seseorang, ketika seseorang diliputi dengan hal-hal yang memiliki aroma negatif, apa yang terbenak dalam dirinya selalu menggambarkan satu keburukan atau hal-hal disekitaran itu,tidak terlalu jauh. kecurigaan, hasad, benci tanpa sandaran alasan yang jelas. seolah semua hal yang ada di hatinya dia gantungkan pada tiang2 ego, bukan fikiran yang seharusnya jadi pengadilan obyektif padanya. aku pernah mendapati orang memutuskan pertalian cintanya karna mendapati beberapa kata materialistik dari kekasih yang kurang pintar memilih diksi ketika berkomunikasi dengannya. banyak orang mengira bahwa  dengan diberikan pinjaman kepadanya, orang tersebut mempunyai banyak tabungan, padahal bisa saja orang tadi lebih diliputi kepedulian dari pada harta. dan banyak kisah lainnya. betapa banyak orang langsung menyimpulkan orang lain hanya dengan sekali tatapan atau beberapa kali. Prasangka itu seperti hembusan asap pembakaran di pagi hari, meracuni kesegaran dengan karbondioksida, dan meragui orang-orang yang sedang mencuci pakaiannya, apakah ini mendung? ya, dia mendung bagi kehidupan manusia, dia pekat dalam semangat yang seharusnya.

--->>>>> xXxXxXx [ [ [ PreNz 'n Fanz ] ] ] xXxXxXx <<<<<--