beginilah hidup. kita lahir di dunia dari seuatu yang hampa menjadi sesuatu yang ada, lalu secara perlahan kita dihadapkan pada sebuah pergelutan melawan kemelut dunia atau yang biasa dikatakan sebagai tantangan hidup dengan sebuah tekad kuat akan keberhasilan kedepan,
hidup tak menarik kalau tidak ada rintangan yang mengoyak-ngoyak alur kita, mendobrak mimpi-mimpi kita, sampai terkadang meremukkan segalanya. hidup,setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda-beda tentangnya memberikan nuansa berbeda pula saat kita mengetahui bahwa hidup ini hanyalah sebuah mimpi,
ya...aku selalu menyebutnya begitu. hidup hanyalah sebuah pertandingan antara keinginan dan harapan, antara ego dan keyakinan, juga antara logika dan perasaan dalam suatu dimensi ruang dan waktu, jika engkau yakin, maka engkau kuat, dan engkau akan menang, namun jika engkau ragu, engkau lemah...pandanganmu kabur, bahkan musuhmu pun kau tak melihat.dan engkau kalah telak. karena itulah setiap otak diantara milyaran otak yang tersimpan di dalam tubuh manusia mencoba mencari pegangan untuk sebuah keyakinan dalam setiap pertandingan, aku menyebutnya ideologi.
diantara masa yang mengalir begitu deras, melucuti berbagai pandangan hidup akan arti kehidupan, lalu menjadikannya sebuah landasan dalam menapaki jalan ini,...panas..dan setiap orang akan menularkan panasnya...dalam pengaruh ideologis tadi, engkau ikut atau engkau musuhku. itulah yang menjaadi kesimpulanku mengapa dunia ini begitu liar ketika kita dihadapkan pada satu masalah yang dapat menyebabkan puluhan efek yang besar. idealisme. seorang aktifis yang terlihat sangat intelek menentang pendapat rival aktifisnya dengan sangat gagah, mencoba mengungkapkan berbagai macam teori yang menguatkan pendapatnya, hingga dia kemudian disegani para aktifis lainnya, lalu meraih jabatan tinggi di sebuah organisasi dengan mudahnya, di sisi yang lain,
seorang alim mendakwahkan ajaran islam dengan sangat tepat dan penuh kehati2an karena keprihatinannya akan keadaan ummat ini. dia dihormati dan disegani, dan satu contoh lagi, seorang gelandangan yang berjalan kesana-kemari mencari penghidupan tanpa memperdulikan komentar orang lain, dia tak perduli dan tak mau diperdulikan. hanya sebatas 'aku bisa makan hari ini'. sebuah analogi yang begitu unik.karena diantara tiga lakon tadi, semuanya berawal dari keadaan yang sama, kekosongan. lalu tiap lakon tadi memilih jalan hidup yang berbeda menurut apa yang diyakininya, semuanya membawa idealisme sendiri, sang aktivis yang bercita-cita suatu saat nanti duduk di salah satu jabatan pemerinta dengan segala kemewahan fasilitas, sang alim yang berharap suatu saat nanti mendapati keadaan ummat menjadi baik, atau sang gelandangan yang hanya memikirkan hari ini......
hidup adalah sebuah harapan, dari mimpi-mimpi yang berusaha terbangunkan. hidup adalah sebuah cita-cita dari berbagai pelik perjuangan untuk meraih apa yang dirasa terbaik. maka hidup ini hanya seperti pertandingan, antara menang dan kalah, lalu ideologi dan idealisme mereka pegang erat-erat untuk pertahanan juga senjata. ohhh..ternyata hidup kita pandang sebagai sebuah obsesi dan ambisi......
lalu bagaimana dengan kebenaran, hidup tak lebih buruk dengan sebuah kematian jika kita tidak dapat membedakan mana yang benar dengan mana yang salah, mana yang baik dengan mana yang buruk, sedangkan setiap orang berusaha mencari kebenaran dari sebuah ideologi yang dianutnya, sehingga kebenaran bisa berwujud macam-macam, menurut apa yang mereka yakini dan apa ketahui.sekarang pertanyaannya, kepada siapa kita akan mencari kebenaran yang benar-benar benar..??? apakah orang-orang yang kita anggap kyai, atau buku-buku filsafat modern, ataukah fikiran kita sendiri yang menentukan mana itu kebenaran..???
kawan, kepada siapa lagi kita akan mencari kebenaran selain kepada Allah, Tuhan kita, yang menciptakan kita, yang mengatur kita, yang memang benar-benar benar dengan ke Maha BenaranNya. lalu bagaimana semuanya menjadi berbeda...itu karena kita terpaku pada ideologi yang kita pegang erat-erat. sang sosialis yang hanya terpaku pada teori2 sosial dan para pencetusnya, sang demokratis yang terlalu getol dengan demokrasinya, atau sang 'alim' yang hanya mau mendengarkan kyai-kyai mereka sendiri...??? maka semuanya akan kembali pada konteks seberapa jujur kita memahami makna sebuah tujuan....
dalam sebuah pergulatan ini semuanya belum berakhir kawan..jika engkau melihat bagaimana seorang aktifis yang terjebak dalam lautan idealismenya, seorang pejabat yang terjebak oleh gelombang kekuasaannya, atau bahkan masyarakat kecil yang terkungkung dalam kebodohan, semua itu terjadi bukan tanpa sebab, dan hanya ada sebuah alasan, 'hilangnya sebuah kejujuran atas tujuan ini..'
kejahatan terjadi tidak hanya karena ada niat, kesalahan terjadi belum tentu karena ada kesadaran..semuanya hanyalah rintangan kecil yang menjadi tembok penghalang besar bagi hidup kita..jika kita tidak jujur...untuk apa kita memilih jalan hidup kita ini...
hari ini, manusia hidup dalam gelombang kemunafikan, dimana tujuan menjadi agung dan proses hanya dijadikan sarana...semuanya berjalan tanpa tuntunan...dan kita tiada sadar..betapa proses sangat berpengaruh dalam menentukan hasil tujuan ini..
hanya ada sebuah ideologi terbaik yang ada di dunia ini, meskipun kurang pas jika hanya disebut sebatas ideologi. yaitu islam. islam mengajarkan cara terbaik bagaimana kita menentukan tujuan hidup ini dari sebuah keyakinan yang jujur, lalu terimplikasi pada proses-proses yang telah terurai menjadi titik-titik cahaya terang..yaitu syariah..bisa jadi kita mempunyai tujuan mulia dalam suatu hal yang sedang kita perjuangkan, namun tanpa proses yang benar. kita hanya mencelupkan tujuan mulia kita pada lumpuran kenistaan. betapa tidak. ketika jerat-jerat syetan bergelantungan menancapkan kait-kaitnya pada hati kita. kita akan lupa pada tujuan mula. lalu kita hanya berusaha untuk mengukuhkan keinginan kita dan mengubur dalam-dalam kejujuran ini. dan kita hanya menjadi sampah-sampah kehidupan yang mempertahankan eksistensi tujuan kita tanpa berjalan di ranah yang benar..kita salah, dan kita rugi...
telah tertulis dengan kebenaran di dalam alQur'an dan sunnah Rasulullah saw akan pentingnya menggunakan metode yang benar dalam mengimplikasikan sebuah keyakinan ketauhidan di dunia ini, selain karena kebenaran dan kehebatan metode (alqur'an dan as Sunnah) ini, sebagai manusia ,kita selalu dihadapkan pada sebuah pemikiran aneh dalam membandingkan sesuatu dengan metode ini. meskipun logika tak akan mampu menjawabnya, namun fakta yang ada telah memperlihatkan kepada kita, bahwa disetiap proses yang benar (selaras dg al Qur'an dan As Sunnah) akan ada hasil yang menakjubkan, dan sebaliknya, proses yang salah akan menggelincirkan kita pada tiga kubangan sekaligus; kebenaran yang kita tolak karena tingginya obsesi kita dalam meng-goal kan tujuan; menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan; dan berkurangnya terhapusnya iman kita karena kesombongan atas ragunya kita pada metode yg tlah Allah berikan dan menandinginya.
semoga kita selalu menjadi pribadi muslim yang jujur dalam tujuan, dan benar dalam metode...Allahu ta'ala a'lam bis showab.
0 comments:
Post a Comment