Dalam Sehari

        Dalam sehari manusia bisa melakukan segala hal, seorang murid yang termotivasi masuk di perguruan tinggi negeri favorit menghabiskan sebagian besar waktu dalam sehari untuk menguasai materi-materi pelajaran. Dibacanya berbagai macam kisi-kisi dari halaman pertama sampai ujung akhir halaman, lalu diulanginya lagi sembari sesekali mengernyitkan dahi kalau masih ada materi yang dia terlupa, sampai-sampai dia melupakan perut yang sedari pagi belum diisinya.

            Seorang gamer rela bersemedi di dalam kamarnya berjam-jam untuk mendapatkan point sebanyak-banyaknya, atau berusaha menyalip level permainan temannya agar bisa dibanggakan ketika mereka sedang main bareng. Gak peduli muka kusut tiap malam begadang menghabiskan waktu dengan androidnya tersebut. Tak jarang pula tetiba marah-marah sampai banting hape yang dibelinya dari uang hasil jerih payah orang tuanya, hanya karna kecewa dengan permainannya sendiri.

                Seorang pegawai, karir. Terlihat masih berkutat dengan laptopnya saat malam hari, meski baru senja tadi dia pulang dari tempat kerjanya.tak peduli apa yang sedang dilakukan atau dirasakan istrinya hari ini, tak peduli bagaimana kabar anak-anaknya hari ini.yang ada dalam fikirannya hanyalah besok pekerjaan harus sudah selesai, dan hampir setiap hari dia mengulang-ulang itu, hingga bertahun-tahun..hingga dia pensiun..

                Ada juga seorang pengangguran yang menghabiskan hari-harinya dengan tidak melakukan apa-apa, malam dia begadang menonton tv atau sesekali nongkrong di tetangga, kemudian tidur dia sampai menjelang siang, siang main ke rumah teman hingga sore. Lalu kembali menonton tv atau sesekali melakukan aktivitas tidak produktif lainnya. Tak peduli teman-teman sebayanya sudah beranjak mapan, punya istri dan anak. Dia sudah tak perduli seolah waktu berlalu ya sekedar berlalu begitu saja..

                Terkadang ingin menangisi itu semua. Hidup ini, pun tidak begitu istimewa di mata dunia. Rasa rasanya malu dan sedih bercampur aduk. Seolah hidup ini berjalan sekedarnya saja, hidup ini main main belaka. Bermalas malasan urusan akhirat, pun dalam memperjuangkan kehidupan ini. Beribadah malas, membaca buku malas, bekerja malas, seolah menempatkan hari ini di masa lalu kemudian dikenang dan dihayati tanpa berbuat apa-apa. 

                Banyak kita mengira mudah sekali mendapatkan syurga, sedang di belahan tempat yang lain ada manusia-manusia yang tak lelah mengejar syurga mereka. Mereka slalu menyempatkan diri shalat berjamaah di masjid, mengejar kajian, tak jarang berusaha menyempatkan diri bermesra-mesra dengan Al Qur'an bahkan disaat mereka sedang sibuk-sibuknya. Sedang diri yang bermalas-malasan mengira mendapatkan syurga dengan begitu mudahnya?

                Kita terlena usia muda, bahkan beranjak dewasa kita semakin tersibukkan hal-hal dunia. Lebuh parah lagi kita tidak sedang memperjuangkan salah satunya, sembari berkata "duh malasnya.."

                    Seringkali sengaja ketika melewati pekuburan berhenti sejenak, atau sekedar menolehkan kepala ke arah itu, lalu memandang luas setiap area pekuburan, sembari memaksa akal untuk berfikir, "sadarlah diri..!!! Sampai kapan kamu seperti ini, bahkan mereka yang telah terkubur tiap detik menyesal dan berharap dihidupkan kembali berjanji memperbaiki diri...." 

                Tak jarang kita menjumpai kabar orang-orang terdekat yang tiba-tiba meninggal dunia,memori kita mengulang kita membayangkan bagaimana saat tadi masih sempat bertemu dan berkomunikasi dengan kita, membayangkan apa yang dia rasakan, saat tanpa sadar dia sudah berpindah dunia, padahal belum sempet mempersiapkan itu semua..ya Rabbi..

Hari hari berlalu, minggu beranjak berpadu hingga tahun berulang. bagaimana merugi kita saat dihadapkan sebuah perjalanan yang tak berujung tanpa bekal, tanpa persiapan..

Semoga hidayah dan rahmat selalu tercurahkan kepada kita, dan ampunan yang melebihi segala sesuatu di dunia,,