pasca kejadian di bus kudus-semarang kemarin, jiwaku serasangambang di atas awan..jangan tanya tentang semangat hidupku, kalo bisa idianalpgikan. itu seperti sebuah blackberry,dengan tenaga penuh dari baterai dobel power, dan sebuah power bank yang slalu siap mengisi bila daya berkurang. skripsi, ya, itulah alasanku kembali ke perantauan ini, moment ini gak akan kusia-siakan, meski ini bukan cinta, namun pesonanya berhasil mewarnai seluruh bilik hatiku, tidak lagi hitam-putih loreng, latif, temen kamarku yang super baik, terus saja menggodaku akan cerita itu, katanya otot wajahku agak kenceng gara-gara sering senyum sekarang, udah gak emak-emak lagi
"hayo mumpung semangat kite kelarin skripsinya, bro"
"iya..aah, tapi gimana aku bisa mendapatkan bahan..."
"ah kamu ini, jadi orang susah bener, tak ajak main ke gramedia, kamu bilang bukunya mahal-mahal, kuajak ke jogja, males, suruh dampingin temen lama, gengsi, kapan kamu lulusnya"
"barengan ma kamu aja.biar dua taon lagi juga..hehe"
"oh iya, kemarin aku dikasih rekomendasi tempat yang banyak novel baratnya, deket tugu lilin situ ada perpustakaan LSM, yang ngediri'in orang Amrik katanya, banyak novel baratnya asli pake bahasa bule, bukan terjemahan"
"waah boleh tuh....tapi temenin yak..kita kan plen...,ya gak coy"
"euh, okelah.."
beberapa hari kemudian kubulatkan tekat untuk datang ke perpustakaan itu, demi masa depan. sebenarnya andil latif lebih besar daripada tekadku ini, mungkin kalau gak ada dia, aku masih aja gluntungan di kamar kos kayak kucing anggora. meski si latif ini orangnya agak bawel, kuakui dorongannya kerasa di hati, sama kayak kakaknya dulu, temen kuliah seangkatan,
siang itu seusai kuliah tanganku ditarik disuruh bonceng di belakang, mumpung belum siang katanya. dipacunya motor butut tapi terawat ini layaknya Marques yang lagi nguber pedrosa. mesin supra tahun 2004 itu terasa agak ngeden saat membawa kita berdua, bagaimana tidak, tubuh tambunku berada di belakang, untungnya shock beakker belakang hidup, jadi waktu lewat lubang-lubang gak terasa keras goncangannya.
"men, lu benernya tahu tempatnya gak sih, udah muter-muter lama ini kita"
"hehe..udah tenang aja, pokoknya kita cari tempat cuci mobil, nah perpusnya ada diatas"
"okelah, lu nengok kiri, gue nengok kanan yak"
latif mengacungkan jempol tanda setuju.
tak lama kemudian tanpa kuduga motor berbelok ke satu tempat cucian mobil. di papannya tertulis LSM. perpustakaan Ganes#a. gak pake babibu kita langsung masuk tanpa rasa bersalah. nah loh, kita jadi belingsutan nyari tempat parkiran kayak orang tolol, tak berapa lama setelah ritual keluar masuk tempat cucian mobil akhirnya kita menemukan tempat parkiran khusus yang mau ke perpustakaan, disana tertulis HARI SENIN TUTUP.
dua hari kemudian setelah aku dan latif mencocokkan jadwal sibuknya dengan jadwal nganggurku, akhirnya hari rabu kita balik ke sana. gak pake malu karena gak tahu tempat parkirnya. juga gak pake lama. akhirnya untuk kedua kali kita datang ke sana.
dua hari kemudian setelah aku dan latif mencocokkan jadwal sibuknya dengan jadwal nganggurku, akhirnya hari rabu kita balik ke sana. gak pake malu karena gak tahu tempat parkirnya. juga gak pake lama. akhirnya untuk kedua kali kita datang ke sana.
"udah ayo masuk" paksa latif mendorong-dorong tubuh tambunku.
"eh bentar donk celanaku mlorot nih"
"udah gak usah banyak alasan.."
"eh bentar donk celanaku mlorot nih"
"udah gak usah banyak alasan.."
"ah, kamu dulu ah..aku malu"
"euh..badan doank lu mah gedhenya"
akhirnya kita berdua masuk, naik ke atas. melihta pemandangan sekelilingnya malah bukan berasa mau masuk perpus, tapi tempat pijat refleksi. dengan setengah linglung kita buka pintu dan masuk ke ruangan. aku takut kejadian memalukan dua minggu kemarin terulang lagi, kita salah masuk kamar mandi saat makan-makan di resto middle-class di Jogja. kita telah masuk dua langkah ke dalam, sejenak kuamati keadaan sekitar, cukup tenang dan nyaman. di depan ada dua penjaga, mbak-mbak. kulihat beberapa anak kecil berlarian di sekitar ruangan, aku berasa jadi paling tua sendiri.
"tuh, bikin member disono dulu.." tunjuk latif
"ah yang bener lu, ntar salah lagi kayak kemarin.."
"ah lebih baik salah daripada gak mencoba"
'' okeeh..okeeeh..."
'' okeeh..okeeeh..."
aku melenggang kangkung menuju ke loker meletakkan tas, agak ragu ku berjalan menuju salah satu mbak penjaganya yang terlihat sibuk mencatat sesuatu..
melihat aku mendekat, mbak itu menolehkan kepalanya memandangku, dia tersenyum, tapi ada yang aneh dengan senyumannya, kenal juga nggak, kuraba wajahku, ah, gak ada sisa nasi yang nempel. emmh..ah jangan-jangan naksir aku mbaknya nih, beruntung banget aku dua minggu ini digandrungi cewek-cewek, aku jadi salah tingkah sendiri.aku belum berani merespon senyumnya,jaim deh. lalu senyumannya terlihat meredup kayak matahari di ufuk senja, perlahan ngilang,
'emmh..mbak, mau bikin member (euh, emangnya mau sewa vcd apa).."
"ini silahkan diisi formulir keanggotaannya" si mbak tadi nyerahin formulir tanpa ekspresi, jadi nyesel gak bales senyumannya tadi.
kuambil formulir, dan kutinggalkan mbak tadi dengan fikiran masih berselimut tanda tany, whats wrong with that smile????
formulir telah kuisi semua ,hasil ribut antara aku sama latif tentang jawaban disetiap pertanyaan, kayak di SPMB saja., aku dan latif memang dipertemukan untul sebuah keributan. dimana saja kita selalu ribut.tapi bukan ribut musuhan, sekedar saling lempar argumentasi, hebatnya dia gak pernah marah, malah gara-gara dia suasana jadi terasa gokil. meski terkadang kena damprat orang-orang sekitar.
kudekati lagi mbak tadi, kupandang dia, sebenarnya mencuri pandang sih, duh mana senyumnya, tadi,,jangan-jangan si mbaknya tersinggung karena nggak kubalas senyumnya,au ah..
dengan seksama diamati lagi formulirku, gak ada komplen, padahal bentuk tulisanku cukup memusingkan, kayak mie kare yang dijelentrehkan jadi huruf latin bersambung. dimintanya ktp ku untuk dikopi , aku kasihkan saja.semoga dia gak melihat tanggal lahirku, malu di umur, yah meski yang tua belum tentu mati duluan sih. tak berapa lama kemudian. aku diminta close up buat foto member, pengen aja aku menggodanya dengen menjulurkan lidah tapi aku gak berani, takutnya dia melotot dan aku gak berani kesini lagi.
"udah mbak.??.jadi akunya udah bisa masuk ke perpus"
"iya, sudah bisa.." datar
aku beranjak pelan dari tempat dudukku di hadapannya, aku berani memandangnya karena aku yakin dia gak berani memandangku,lari kemana senyumnya tadi, jadi susah nemuinnya lagi. ah aku kembali dibuatnya penasaran. seorang introvert kayak aku paling bisa mati penasaran, meski hanya untuk urusan sepele.
lamunanku memudar, latif menarik tanganku mengajak masuk ruangan perpustakaan.
"udah nanti aja kenalannya..."
"euh...."
"euh...."
aku masuk ruang buku, dinginnya AC langsung menyambutku, kujelajahi pandanganku seseluruh ruangan berbentuk kotak lumayan luas itu. terlihat tidak seperti perpustakaan pada umumnya, nyaman banget suasanamya.rak buku yang tingginya hampir dua meteran itu berdiri disetiap sisi ruangan,lantainya beralas karpet dan ada beberapa bantal besar buat alas duduk, lebih terlihat seperti perpustakaan pribadi di dalam rumah, di ujung kiri ada tempat buat para volunteer menyampuli buku-buku koleksi. fikiranku kembali menereawang membayangkan kalau punya rumah nanti bikin ruangan perpustakaan pribadi, biar anak-anak dan istri pinter gak kayak bapaknya. kuarahkan pandangan ku pada rak bertulis novel bahasa inggris,dengan semangat kulangkahkan kaki mendekati rak itu.
kutundukkan badanku, kujelajahi tiap novel yang tertata rapi itu, memilih judul yang menarik dan membacanya sekilah, beberapa kali tak kutemui yang cocok, kemudian lagi, lagi dan lagi, ah belum ketemu juga. alarm fikiranku mulai berbunyi, tanpa mau drop dan hampir putus asa, perutku apalagi, euh. kulirik ke tempat mbak tadi, yah. gak ada. kulihat latif malah tertidur dipojokan sambil wajahnya tertutup buku.
satu jam tlah berlalu. capek banget setidaknya telah kudapati dua novel yang menurutku paling menarik untuk dianalisa. kubangunkan latif kuajak balik., ini saatnya kembali ke tempat mbak. sedikit ngantri, lalu giliranku mendekat dan duduk di hadapannya seperti wiraswasta yang mau ngajuin kredit ke bank. tidak seperti awal ketemu tadi, wajah mbak itu bener-bener datar, meladeni pertanyaan-pertanyaanku dengan profesional, terus apa arti senyum tadi...fikiranku kembali digelayuti ratusan argumen yang saling berdebat panas layaknya sidang paripurna dewan, bedanya yang ini benar-benar mencari titik kebenaran dari sebuah jawaban, kalau yang disana cuma biar terlihat paling pinter, ujungnya tanda tangan absensi lalu ngambil slip amplop.heuh..
sambil menunggu mbak tadi memproses buku yang hendak kupinjam, kuamati sekelilingnya, ada komputer, beberapa berkas, mesin printer berikut fotokopian. dan kulihat peraturan wajib buat para member, kubaca seksama. ternyata ada hukuman buat yang telat ngembalikin buku. wah gak kebayang kalo mbak cantik ini tiba-tiba datang ke kos ngelabrak aku karena telat ngembalikin buku, pasti pada disuit-suitin teman kos.hahaha. wih ternyata ada juga hari-hari diadakan speaking english disini. kuhafal hari-harinya, harus diblacklist, jangan sampai datang di hari itu. malu kalau gak bisa ngomong inggris.
"sudah mbak? jadi sudah boleh dibawa pulang?"
"iya sudah.."
aku beranjak, kupandang sekali lagi wajahnya, lagi-lagi datar, ingin kulempar senyum tapi takut dia membalasnya dengan melototin mata. yang ada malah aku ngeri balik lagi kesitu.
sepulangnya dari perpustakaan kita mampir dulu ke warung mie ayam langganan di perempatan menco, disana kita kembali ribut soal tadi.
"eh,mbaknya tadi kok senyum ma aku kayak udah kenal ya.."
"mbak yang itu kan anak bahasa inggris juga temen kakakku dulu.."
"waaaah....garing lho men, gak bilang dari tadi, berarti dia temen kuliahku juga donk,pantesan tadi dia senyum-senyum ama aku.''
''wwkwkwkw....udah anggap aja bonus, biar ati lu makin mekar dan makin semangat ngerjain skripsinya"
"aku jadi ngerasa bersalah tadi gak ngerespon senyumnya. minggu depan mau kesana lagi ah, mau minta maaf"
"euh,,dasar lu men, ada cewek bening dikit langsung belingsatan.."
"hehehe.."
"eh...nama kalian kan hampir sama gitu ya, wah asyik tuh kalo jodoh, udah kayak di ftv, judulnya. from library to love.hahaha.."
"euh..dia gak level lagi ma gue.."
kulempar kacang dan kita kembali larut dalam kegokilan, tak peduli yang lain pada nengokin sinis.
0 comments:
Post a Comment