sore ini terasa tenang,tidak seperti biasanya, cuaca sangat bersahabat.tiada mendung, hanya kudapati awan putih berjalan beriringan diatasku, burung-burung kecil terbang lalu hinggap di rumput-rumput hijau sepanjang jalan yang aku lalui. sebenarnya aku lebih suka berkendara motor. namun apa dikata, motor kesayanganku akhirnya terjual untuk menutupi tunggakan uang kuliah..untuk sementara naik bis kuanggap menyenangkan. yang menjadi gak menyenangkan sebenanrnya adalah angkutan kota yang mengangkutku dari rumah ke terminal ini. aku harus benar-benar memilih waktu selain watu buruh-buruh pabrik budhalan atau di jam pulang sekolah. kalau tidak aku harus rela bergerah-gerah ria menunggu sang sopir puas ngetem di pinggir pabrik atau sekolahan, itu lamanya bisa sampai satu jam, belum lagi jalannya yang super pelan kayak siput ngesot, mata sang supir berkeliaran mencari penumpang di sepanjang jalan. maklumlah, hari gini sudah banyak orang memakai kendaraan sendiri gak kayak dulu. jadi sedikit banyak mengurangi jumlah pemasukan sang supir. kejar setoran ceritanya.
kali ini angkutan yang kunaiki terlihat berbeda, sang supir angkot tidak banyak bicara kecuali beberapa kali memancing obrolan tentang pemilihan kepala desa yang diselenggarakan serempak di kota Kudus ini, aku hanya menanggapi sekenanya karena tak begitu peduli dengan urusan seperti itu, kulihat di dashboardnya stiker bertulis "wong lanang kui nak shalat neng mesjid," (lelaki itu shalatnya di masjid),dan kupluk di kepalanya. orang daerah menara ini pasti.aku duduk bangku paling pojok belakang mencoba menikmati suasana sore. mengikuti obrolan-demi obrolan yang dilontarkan penumpang lain silih berganti, karena aku orang yang paling terakhir turun. di terminal kudus nanti.
angin sore terasa berhembus agak kencang, disekitarku sawah membentang dan di depan sana suara para kondektur bus sudah melai terdengar riang. beberapa bus kudus-semarang terlihat sudah stand by di depan terminal, tidak seperti biasanya yang terparkir di dalam mungkin sore hariseperti ini adalah perjalanan terakhir armada untuk kemudian masuk garasi. dan minggu sore memang banyak sekali orang yang hendak kembali ke perantauan.
roda angkutan kota ungu yang membawaku kini mengerem pelan, aku telah sampai terminal. sayang belum lama aku turun, bus harum deretan pertama sudah baru saja berangkataku sedikit terlambat. dan kali ini gantian aku harus bersabar menunggu bis terisi penuholeh penumpang sebelum berangkat ke semarang. untungnya hari itu hari minggu. tak sedikit yang mengantri bus AC deretan kedua itu, beberapa penumpang lain mulai mengisi bangku-bangku kosong di belakang.
aku ambil shaf kedua dari depan., biar mudah untukku nanti turun di depan pintu terminal semarang. sehingga aku bisa langsung ambil bus solo tanpa menunggu bus isi penuh dulu. selesainya aku duduk, kuambil hp untuk mengecek sms, kulihat beberapa anak muda mulai naik ke bis rame-rame, mereka adalah para mahasiswa yang kuliah di semarang dan sekitarnya, seperti aku juga, ada pula yang datang sekeluarga. seperti bapak di depanku itu, umurnya sekitar 50an, duduk sendirian, sedangkan istri, anak dan cucu-cucunya duduk di shaf kanannya yang menyediakan tiga bangku tiap shafnya. entah kenapa bapak ini memilih duduk sendirian, mungkin dia membiarkan istrinya bercengkerama dengan anak juga cucunya di shaf samping. mungkin sifat kebapakan yang membuatnya begitu.
30 menit sudah aku berada di dalam bus harum yang mulai penuh itu. mencoba menyamankan diri, membiarkan mata dan telinga menikmati keadaan lewat jendela kaca bus yang mengembun, lalu mengarahkan fikiran berjalan penuh arah. bus sudah hampir penuh namun masih ada beberapa orang yang masih mengantri masuk. kuamati tiap wajah yang lewat di depanku, wajah-wajah kehidupan. kebanyakan jawa, namun ada juga yang chines, ada yang sendirian, namun ada juga yang berpasangan. bahkan sekeluarga seperti bapak di depanku itu. aku paling suka memanjakan mata memandang berbagai ekspresi muka.
"maaf pak, kursi ini sudah ada yang menempati belum?''
pandangannku tertuju pada suara seorang gadis muda didepanku yang sedang berbicara dengan bapak tadi, berkerudung, berbaju sopan namun terlihat trendi, usianya mungkin sekitaran keponakanku 20-21 tahunan. biasanya anak kuliahan di semarang. kulihat belum sempat sang bapak menjawab omongan mbaknya tadi, istri sang bapak memberi tahu kalau cucunya ingin duduk sama beliau. duh pasti malu sekali mbak itu. mbak tadi pun sadar, dia tidak jadi duduk dan berjalan kebelakang sembari menerawangkan pandangan mencari tempat duduk yang belum terisi. kutengok kursi sampingku masih kosong. dengan segan kugeserkan dudukku mepet ke jendela menawarkan ruang secara tidak langsung. ah paling dia tidak mau duduk samping sini sebagaimana biasanya. tubuh tambunku ini hampir memakan satu setengah bangku.
eh, benar, pandangannya menuju ketempatku. tubuhnya mendekat lalu.menyapaku lembut ,'Permisi mas", aku tersenyum tanda setuju, dia berhasil duduk.disampingku,tubuhnya yang kecil tak butuh ruang besar untuknya duduk. aku sedikit lega. dan aku terdiam, kebiasaan jaim lamaku kembali menampakkan wujud aslinya. sebenarnya ingin sekali aku mengajaknya ngobrol. namun aku canggung, dia terlalu cantik untuk meladeni setiap omonganku, cewek abg sekarang kalau diajak ngobrol fikirannya negatif mulu, padahal hanya ingin sekedar menghangatkan perjalanan, bukan mencri gebetan.
dan memang, salah satu kebiasaan lama di bis adalah ketika kita tidak mulai pembicaraankepada penumpang yang baru duduk disamping kita, maka sepanjang perjalanan tidak akan didapati sebuah percakapan sampai keduanya berpisah. namun gadis ini terlihat berbeda, dari gesture seolah ingin membuka percakapan, mungkin agak seram dengan tampangku sehingga fikirannya masih maju mundur untuk memulai percakapan,dan aku, jangan harap memulai percakapan kalau tidak ada pancingan. bagaimanapun aku masih belum terbiasa bergaul dengan yang namanya cewek. belum lagi aku tipikel introvert, tidak begitu supel dalam bergaul tidak juga pintar merangkai kata. dan satu lagi, tidak suka basa-basi.
pak supir menyalakan mesin dan sang kondektur terlihat sudah naik disamping pak supir. roda bus mulai berjalan meninggalkan terminal masih rame oleh para calon penumpang belum lama bus menjauh dari terminal, tetap saja banyak penumpang yang menghadang dipinggir jalan., bis mulai penuh dan aku masih berfikir keras apakah akan mengajaknya bicara ataukah mendiamkannya begitu saja.tapi untuk gadis yang parasnya seayu ini, rasanya mubadzir kalau aku mendiamkannya begitu saja.
dia menolehku...!!! ya, meski aku tak berani menolehnya balik namun kurasakan dia benar-benar menolehkan kepalanya dan memandangku agak lama kemudian kembali pada posisi semula..melihat parasnya aku jadi teringat oleh putri sulung ust. ujebener-bener mirip, hanya saja yang ini lebih putih dan dewasa, yaiyalah, udah seumuran mahasiswi ini. aku segan kalo diam saja dan membuatnya ilfil, tidak meresponnya.. aku tahu wanita membutuhkan keberanian yang sangat besar untuk memulai sesuatu saat sedang berada dengan lelaki yang belum dikenalnya dengan baik. aku menolehnya, lalu kembali menunduk dengan cepat.
''kuliah dimana mbak?' aku tersenyum memulai percakapan, sekedar untuk memberikan respek.namun masih tak berada menatapnya langsung, lagian umurnya sepantaran ponakanku, dan dia bukan akhwat, masak iya aku gebet juga.
"di semarang mas, mas sendiri kuliah dimana?''
"aku di solo mbak.."
"oh..., berarti nanti harus naik bus lagi ya.."
"iya..ambil bus sekali laagi jurusan solo"
"tapi bus solo lumayan bagus ya mas, ada apa itu, taruna, safari..."
tak kuduga dia supel banget dan tiada kesan canggung, tapi juga tiada kesan menggoda. aku mencoba menikmati suasana.
"iya mbak, bus solo memang bagus-bagus, berasa eksekutif meski haraganya ekonomi."
suasana hening sekejap, dia membuka BB nya, kulirik cepat wallpapernya gambar foto dia sendiri. berarti dia belum punya pacar, ah masa, untuk gadis secantik dia belum punya pacar? atau mungkin dia memang sulit untuk dimiliki, tapi dia supel dan tidak angkuh, ah au ah...fikiranku tetap saja berdebat dalam diam.
dia selesai mantengin BB nya, rasanya aku tak ingin menyiakan momen ini, paling juga sebentar doank, sampai diterminal nanti kita akan berpisah, habis itu,,udaaah.. kulirik dia lagi. ingin melanjutkan percakapan.
"kuliah jurusan apa mbak?"
"statistik mas, lha mas sendiri?"
"aku bahasa inggris..."
"wah pinter donk?"
"ah..gak juga.hehehe.."
"kudusnya mana toh mbak?"
"oh aku pati mas,,,"
"oh..kukira kudus, berarti tadi juga udah ambil bus ya?"
"iya mas...lha mas kudusnya mana?"
"kaliwungu mbak, emang tahu apa?"
"hehe..gak mas..tapi kakakku kerja di kudus, di bank M*ndiri, kosnya di daerah mlati"
"oh ya..tau tau... :)"
percakapan kita mulai menghangat, kita sudah seperti kenal lama, tidak biasanya. ya..gaya obrolannya yang santai seolah aku terlihat seperti cowok tampan yang ditaksir si mbaknya. bagaimana tidak. gak biasanya ada cewek belum dikenal yang terlihat semangat ngobrol denganku. kurang beruntung apa coba, meskipun hanya sebentar saja.
bis baru sampai di daerah gajah. bus masih saja mengambil penumpang, percakapan tadi begitu seru, hingga tak kusadari ternyata bus sudah overload. kutengok kebelakang sudah lumayan banyak penumpang yang berdiri. namun tetap saja bis mengisi nya.yah namanya juga bus. yang penting selamat, aman sampai tujuan. beberapa kupandangi orang-orang yang baru naik bus. deeg...!!!! kulihat di depan ada seorang bapak yang menggendong anak kecilnya tergopoh-gopoh. ingin sekali aku membantunya, bertukar posisi dengannya, namun introvertku selalu bergejolak. antara melakukannya atau tidak. inilah yang kusesalkan pada diri sendiri. bagaimana tidak, untuk berbuat kebaikan saja aku harus berkutat dengan fikiranku, yang akhirnya aku tak jadi melakukannya, hanya karena malu. untuknya bapak tadi mendapatkan tempat duduk, disamping supir, aku agak lega. para penumpang yang berdiri disuruh pak kondektur untuk sedikit kebelakang memberi ruang pada penumpang yang baru masuk. kulirik mbak disampingku masih berkutat dengan BB nya. mungkin sedang seru-seruan chating ma temen kampusnya, biasa lah.cewek.
"mmh..mbaknya semester berapa?" kubuka lagi percakapan baru
"semester lima mas, kemarin habis praktek, sekarang baru mengerjakan...."
"tugas akhir?"
"iya, tugas akhir.kalo masnya, semester berapa?"
"engggh..semester akhir mbak"
entah pura-pura mudeng atau mbak nya mencoba menghormatiku, pastinya kalo diliat dari mukaku semua orang juga tahu kalau mukaku ini muka tua. kurasa belum waktunya untuk jujur bahwa aku sudah semester 11.hehe"
bis sudah hampir sampai di demak kota, dan masih ada orang yang hendak naik padahal . bus sudah benar-benar seperti mobil angkut ayam. yang pada berdiri saja sudah sampai depan shafnya. kali ini bus kembali meminggirkan jalan, mengambil penumpang rombongan. ya ampun. kini ada lagi penumpang membawa anak kecil. seorang ibu muda 24 tahunan,seumuran bahkan mungkin dibawahku sedikit, cantik mirip penyanyi dangdut rambutnya lurus dan penampilannya kayak wanita abg umumnya, tapi wajahnya kalem, tidak sok kayak orang-orang kota.. anaknya sekitar 3-4 tahunan. berjalan pelan kebelakang, aku tak tega ingin memberikan tempat dudukku padanya, kasihan sang anak, namun aku harus mengumpulkan keberanian..ibu muda tadi berdiri disampingku, tepat disamping mbak yang mengobrol denganku tadi.tiba-tiba mbak disampingku ini memandang ke anak kecil itu,
"sini dek mbak pangku.."
jlebb...!!!! rasanya sudah tiada lagi harga diriku, dimana gentle ku, diam saja melihat wanita kesusahan sampai-sampai membuat wanita yang lainnya membantu. aku harus bergerak. kupandang ibu muda itu, menunggu kepalanya mengarah padaku.
"duduk sini saja mbak.."
"gak usah mas..."
"udah duduk sini saja."
akupun nekat berdiri dan menyuruh mbak tadi menggantikan tempat dudukku,aku sudah sangat paham basa-basi perempuan. saat aku melewat mbak disampingku, dia serius memandangku. apakah dia berfikir kok ada lelaki baik yang menawarkan tempat duduknya buat wanita yang kesusahan?. fikiranku kembali bergejolak, aku membantah argumenku sendiri. ah. ini kan biasa saja.masak hal gini aja terkesan menakjubkan buat mbak tadi.
kini aku berdiri disamping mbak itu, kulihat ibu muda itu memandangku pula dan berterima kasih. aku tersenyum. mungkin dia sangat berterima kasih padaku,. bukankah hal seperti ini sudah biasa di bus, tapi jujur saja. 4 tahun aku naik bis selama kuliah di solo, belum pernah kulihat kejadian seseorang menawarkan bangkunya untuk orang-orang yang membutuhkan, seperti ibu hamil, ibu yang membawa anaknya, atau nenek-nenek. aku jagi bangga kepada diriku sendiri. akhirnya aku berani berbuat baik. untuk seorang introvert seperti aku, ini hal yang sangat luar biasa sekali. dan mbak disampingku tadi, yang memotivasiku berbuat gini.oh..so sweet...
ibu muda tadi masih saja sesekali memandangku heran. apa akunya yang terlihat ganteng ya.aku tersenyum dalam hati.mbak disampingku ini juga sesekali memandangku tersenyum, benar-benar seperti mimpi...
baru berjalan tak berapa lama, aku merasa kepayahan. seringnya bus berjalan zig-zag dan rem mendadak membuat pertahanan kakiku goyah. beberapa keringat mengalir doi sela-sela keningku. gimana jadinya jika ibu muda tadi yang berdiri. aku mencoba kuat. malu lah kalo aku ambruk di depan mbak dan ibu muda disampingku ini.
tiba-tiba mbak dan ibu muda tadi memandangku dan tersenyum, sembari berkata " capek ya mas?"
aku cuma tersenyum, "gak kok, ada temennya ini." sambil kulirik para penumpang dibelakangku yang juga berdiri kepayahan. kulihat mbak itu asyik mencandai anak kecil ibu muda itu, kelewat akrab malah. aku jadi semakin terpesona dengan mbak ini, sudah cantik, pinter, low profil, dan deket sama anak kecil, itu indikasi bahwa naluri keibuannya kuat. dan satu lagi yang membuat hatiku melintir. kelembutannya jek..rasanya membuat diri ini tiba-tiba ngambang dan hendak terbang. untung saja goyangan bus menyadarkanku seketika, aku kembali mengencangkan pegangan pada atap bus.
beberapa kali kuberanikan diri untuk mencuri pandang mbak itu. cantiknya.ah nakal dikit gak papa, sebentar lagi juga sampai terminal semarang. kita akan berpisah dan kisah ini lenyap tertelan waktu...aku hanya ingin membentuk moodku agar semangat nanti nyelesain skripsiku.hhe..
bus sampai di terminal demak. kulihat ibu muda tadi beranjak dari tempat duduknya dan hendak turun, ibu muda tadi tersenyum ke arahku sambil berkata "mari mas..". aku tersenyum. kulihat mbak tadi melirik dan tersenyum kepadaku. menawarkan tempat duduk yang kembali kosong itu. "mau duduk disini, apa disini?" tanyanya sambil mengarahkan jari telunjuk kebangku. "mbaknya yang geser kesitu saja." dia bergeser. aku kembali duduk, tingkat kepercayaan diriku menjadi 90 persen sekarang. istilahnya kalau macan hendak mencari mangsa, sang buruan sudah terpeleset dan tidak sanggup lagi untuk bangkit. siap diterkam.
"emang enakan naik motor ya mbak." aku mulai memancing pembicaraan,
"iya mas, dulu pernah naik motor, tapi suatu ketika aku kecelakaan.bla bla bla..." kurasakan si mbak ini semakin nyaman ngobrol sama aku,,
"iya, hati-hati saja..." ucapku setelah lama mengurai kata,
"iya mas" euh...dari ucapannya tadi terlihat dia sangat penurut sekali dan butuh sosok dewasa yang dijadikan sandaran.. setelah beberapa saat dia tertidur pulas.kulirik, jangan sampai dia menyandarkan kepalanya ke bahuku, belum halal mah.hehehe...
bus masuk ke terminal semarang, indikasi pertemuan ini akan berakhir, dan aku tidak mau melanjutkannya..dia terbangun. kutanya apa mau turun diluar atau di dalem terminal, dia bilang di dalam, terpaksa aku menemaninya masuk sampai dalam terminal, rekorku terpatahkan seiring patahnya hatiku karena keseringan dipeintir mbak tadi sepanjang perjalanan. bus sampai di dalam terminal dan terparkir. sejenak aku berfikir apakah aku minta nomer hp nya atau tidak. dari firasatku 95 persen mbak itu akan memberikan nomernya kalau aku meminta. akhirnya kuputuskan tidak, biarlah ini menjadi kenangan. karena aku tahu pasti beda cerita kalau nantinya kita dekat. aku bisa macam-macam. dan gak romantis lagi ceritanya. untuk yang terakhir aku mengetesnya untuk mengetahui se penurut apa dia. ketika bus telah sampai. aku minta dia gak beranjak dulu, dan membiarkan penumpang lainnya turun dulu. dia mau.euh....
dan akhirnya aku beranjak. begitupun dia. aku turun duluan dan untuk terakhir kali kupandang dia, dia tersenyum manis sekali.
"sudah ya mbak..."
"iya..hati-hati mas"
di bus selanjutnya menuju solo, kurasakan langit senja tak terlihat seseram sebelumnya, musik nostalgia yang diputar dibus mengiri lamunanku untuk memutar kembali memori-memori indah bersama mbak tadi, lagi dan lagi. kira-kira siapa namanya ya.....
0 comments:
Post a Comment