Selasa, 29 Januari 2008
Subuh di dunia, pilu...
dingin merasuk kalbu menahan kantuk yang terus merajuk,
kokok ayam tersiul dari ujung sudut desa laksana sangkakala raja..
tak henti-hentinya daun air basah bergoyang
tersapu angin malam yang tertinggal di ufuk..
lantunan dzikir memeka dan membangunkan penghuni dunia...
di bumi indah ini,
seakan kita tak pernah tahu, bahkan tidak ingin tahu...
bahwa kematian itu sungguh dekat..
ia terus bersembunyi di balik keindahan batin kita,
lalu akankah keindahan berubah jadi pilu,
ketika kita lupa bahwa keindahan-keindahan ini adalah semu..??
ketika kita telah terperangkap di semunya dunia, semunya hidup, dan semunya cinta..??
akankah kita biarkan begitu saja...
musuh berbalik tak selalu berlari menjauh..
dan dialah syetan yang selalu berlindung dibalik lemahnya hati,
lalu menyerang diri dengan penuh keindahan, namun palsu..
dan ketika nantinya hanya kobaran api yang bicara,
ketika musuh abadi menjadi teman setia,
ketika jeritan kepedihan menjadi suara pelepas dahaga..
laksana kesatria aku ingin kekal, aku ingin berjuang..
namun terkadang pula aku hanya ingin bersujud pasrah dan mengabdikan diri.
biarlah kutak merasakah indahnya subuh ini,
asal hari esok kumantab berdiri.
ya Allah...hanya untukMu jiwa raga ini..
Subuh di dunia, pilu...
dingin merasuk kalbu menahan kantuk yang terus merajuk,
kokok ayam tersiul dari ujung sudut desa laksana sangkakala raja..
tak henti-hentinya daun air basah bergoyang
tersapu angin malam yang tertinggal di ufuk..
lantunan dzikir memeka dan membangunkan penghuni dunia...
di bumi indah ini,
seakan kita tak pernah tahu, bahkan tidak ingin tahu...
bahwa kematian itu sungguh dekat..
ia terus bersembunyi di balik keindahan batin kita,
lalu akankah keindahan berubah jadi pilu,
ketika kita lupa bahwa keindahan-keindahan ini adalah semu..??
ketika kita telah terperangkap di semunya dunia, semunya hidup, dan semunya cinta..??
akankah kita biarkan begitu saja...
musuh berbalik tak selalu berlari menjauh..
dan dialah syetan yang selalu berlindung dibalik lemahnya hati,
lalu menyerang diri dengan penuh keindahan, namun palsu..
dan ketika nantinya hanya kobaran api yang bicara,
ketika musuh abadi menjadi teman setia,
ketika jeritan kepedihan menjadi suara pelepas dahaga..
laksana kesatria aku ingin kekal, aku ingin berjuang..
namun terkadang pula aku hanya ingin bersujud pasrah dan mengabdikan diri.
biarlah kutak merasakah indahnya subuh ini,
asal hari esok kumantab berdiri.
ya Allah...hanya untukMu jiwa raga ini..
0 comments:
Post a Comment