
Berawal dari pertemuanku dengan Mr. Fitri
Kurniawan, dosen muda ini baru pulang ke
Indonesia setelah menuntaskan gelar S2 nya di Aberdeen, UK. Selain pandai,
Beliau seorang yang enerjik dan sangat low profile, terutama terhadap para
mahasiswanya, itu salah satu point yang menjadi alasanku untuk mendekatinya.
Tak banyak dosen yang merakyat seperti itu. Pertemuan itu saat akumasuk perdana
ke kuliah yang diampunya, Writing 4. kulihat kelas sepi namun beliau ada di
dalam kelas, aku tak berani masuk ke dalam kelas. Aku hanya menunggu di depan
kelas sembari menunggu teman lainnya, padahal sebenarnya pengen banget aku
bicara tentang skripsi, karena kata temen-temen seangkatanku dulu, beliau mau
bantu bikin skripsi. Nah dalam pergolakan batin apakah aku masuk ke dalam dan
curhat dengan beliau mumpung kelas kosong, atau aku harus melewatkan kesempatan
emas ini. Mungkin ini adalah bagian dari takdir tiba-tiba beliau keluar kelas
dan berjalan menujuku, basa-basi sebentar
lalu beliau bertanya 'kuliahnya masih kurang apa mas?", mendengar
perkatannya membuatku serasa mendapatkan titik terang, ini saatnya bicara dan
minta bantuan. Lalu aku bicara jujur kalau kuliahku mandeg dan belum dapet
bikin skripsi. And I WAAS SURPRISED..!!! Beliau menawarkan bantuan untukku buat
skripsi, aku diarahkan harus begini dan begitu biar terbiasa dekat dengan
skripsi. Kegembiraan yang tak tergambarkan buatku.
Memang agak lama
proses ini, selama satu semester aku diajari bagaimana bikin skripsi, aku
diberi masukan tentang novel yang mau dianalisi,diberi judul apa dan
pendekatan-pendekatan ilmiah yang nanti dipakai. Aku dipinjami sebuah skripsi
yang mempunyai pendekatan yang sama dengan yang kupakai, lalu aku disuruh bikin
yang seperti itu dengan memparaphrase skripsi tersebut, tidak singkat memang,
butuh beberapa kali pertemuan untuk bisa membangunkan sempitnya fikiranku
tentang karya ilmiah ini. Pujian nya kepadaku (kita sama-sama blogging dan
beliau pernah baca blogku) membuat kepercayaan diriku tumbuh kembali. Aku bikin
proposal dengan semangat. Sayangnya aku
belum dapet novel yang mau dibikin skripsi itu, beliau punya dan mau
meminjamkannya kepadaku.
Cobaan kembali
muncul, aku belum bisa membuat proposal secara sempurna kalau belum dapat
novelnya. Aku menunggu beliau memberikan novel itu kepadaku namun slalu aja ada
rintangan, tiap kali ketemu di kelas beliau sering lupa bawa, atau kalau janji
ketemuan untuk memberikan novelnya, tiba-tiba beliau berhalangan entah ada
acara lain atau apa, maklum lah dosen. itu terjadi hingga 6-7 kali. Pernah aku
disuruh datang ke kampus di gedung lantai 4 paling atas. Padahal aku lagi tidak
ada kuliah, aku bela-belain mandi, pinjem motor temen dan buru-buru ke kampus,
eh disana ternyata beliaunya gak bawa. Atau pernah malam-malam aku disuruh ke
kampus karena beliau ada undangan nonton drama kampus, aku kesana dan menunggu
sampai acara habis, eh ternyata malah
diajak ngomong doank. Ada lagi aku disuruh mengambil fotokopian novelnya di
fotokopi deket kampus, tapi setelah kesitu dan saya cek ternyata gak ada novel
yang aku cari itu. Euh…bukan emosi sih. Cuman sempet ragu bener gak sih beliau
punya novel itu, karena saking seringnya beliau mangkir buat berikan novel itu
ke aku. Namun aku tetep sabar, karena aku tahu beliau orangnya baik,siapa lagi
yang mau membantuku dan menyemangatiku untuk menuntaskan skripsi dengan penuh
semangat tanpa melihat sisi kekurangan yang biasa digunakan dosen lain untuk
mengejekku.kapan lagi aku dapet bantuan bikin skripsi seperti ini, maka aku
selalu menahan diri untuk tidak 'mutung'. Dan akhirnya kesempatan itu datang
juga, beliau memberikan novel itu versi aslinya,bukan foto kopian, dan aku
disuruh menjaganya, karena beliau beli dari U.K, di indonesia mungkin gak ada
yang jual.hehehe….
Ada cerita lucu saat
aku berbincang dengan beliau,suatu ketika, saat kita mengobrol hangat sembari
berkonsultasi di sela jam kuliah,beliau tanya, "gimana perkembangan kuliah
semester ini, mas?" dengan malu aku bilang banyak yang miss pak, beliau
gak begitu kaget ataupun mencari tahu kenapa, karena beliau begitu menjaga hati
mahasiswanya, itu terlihat saat sedang dalam perkuliahan, saat beliau tanya
kepada salah satu mahasiswanya, kalau mahasiswanya gak bisa jawab atau diam,
beliau gak menunggunya, namun langsung melempar pertanyaan kepada mahasiswa
lain atau beliau jawab sendiri, mungkin itu digunakan agar mahasiswanya tetap
nyaman berada dikelasnya tanpa canggung juga tanpa takut. Setelah mendengar
jawaban dariku tadi, beliau tidak
langsung menjustis atau menyalahkanku, namun menyemangatiku, yausah tahun depan
diambil lagi. Aku merasa sudah sebegitu dekat dengan beliau, dan itu membuatku
berfikir bahwa moment itu pas untuk aku bicarakan hal yang paling rahasia
kepada beliau, karena aku yakin beliau mau mendengarkan dengan baik. Aku
bilang, "boleh curhat sedikit pak?", beliau bilang: "oh,
silahkan.. duduk sini," beliau mempersilahkan ku untuk duduk di dekat beliau,
aku cerita blak-blakan bahwa aku seperti ini karena aku mempunyai penyakit
psikis, yakni sindrom kecemasan tinggi atau yang biasa disebut neurosis. Aku
bilang "setiap kali saya menunggu kuliah itu tidak berani di depan kelas
pak, kalau pergi ke kota, setiap lewat di lampu merah pasti deg-degan",
aku memberinya contoh agar mengerti apa neurosis itu, beliau sempat kaget lalu tertawa, karena aku
yakin beliau kan terfikir seperti itu, lalu beliau tanya, tapi kenapa kalau
sama saya kamu terlihat baik-baik saja?", aku bilang saja, karena aku
nyaman dengan bapak, bapak orangnya santai dan gak bikin tegang. Beliau
berfikir sebentar lalu merespon. "oh…pantesan mas, saya kalau liat mas ini
kayaknya gak mungkin seperti itu, saya baca dari tulisan-tulisan di blog mas
itu tidak mencerminkan kalau mas itu pemalas, dan IPK mas masih di angka tiga,
itu berarti ada sesuatu yang membuat mas seperti ini, pantesan waktu saya suruh
mas nyoba bikin proposal, mas slalu bilang kalau mas lebih suka dipilihan dan
dituntun harus ngapain, mas bilang harus ada yang mendorong biar mas bisa
ngerjainnya. Aku baru sadar, mas. Tapi mas itu termasuk hebat karena mau
berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada diri mas, dan itu sudah
luar biasa buat kamu mas. Jadi orang lain gak tahu kalo mas seperti ini? Aku
bilang ,"gak ada pak, keluargaku berfikir aku seorang yang pemalas dan aku
menerima anggapan begitu aja karena toh mereka gak paham kalau aku njelasin
gimana keadaan yang sebenarnya." lalu beliau memegang tanganku dengan
kedua tangannya dengan penuh empati dan menyemangatiku, ayo mas..bangkit, saya
bantu sebisa mungkin. Kalau ada apa-apa hubungi saya saja. Pasti saya bantu
sebisa saya. Hal itu membuat semangatku tumbuh kembali, bukan karena beliau
berkata-kata layaknya mario teguh, namun kata-katanya itu merepresentasikan
empati yang sungguh-sungguh,apalagi untuk orang seperti aku, yang memang bukan
siapa-siapa beliau, Pembimbing akademik pun bukan. apalagi sebelumnya aku
bilang kalau tipe seeperti aku yang sudah akut, itu bisa saja mengakhiri
hidupnya seperti kejadian kakak dari temanku, seorang mahasiswa semester akhir
di UPN jogja, yang nekat gantung diri di daerah gunung kidul. Mungkin persoalannya
sama seperti aku. Jadi beliau selalu mewanti-wanti jangan sampai bertindak
gegabah seperti itu. Thank u a lot sir :)
Sekarang proposalku
sudah 90 persen menuju kesempurnaan setelah beberapa kali dicorat-coret sama
beliau, rencananya setelah clear langsung mau kuajukan ke jurusan biar di acc
bikin skripsi, sempat kefikiran untuk menjadikan beliau pembimbing skripsiku, namun
SK nya baru keluar semester ini dan belum tahu kapan sah mulai jad
pembimbingnya.
Mungkin langkah in
masih belum ada apa-apanya untuk menghasilkan sebuah skripsi setebal itu,
apalagi mata kuliah juga belum semuanya terselesaikan. Namun semangat yang
diberikan Mr Fitri membuatku jiwaku menyala, dan membuka kembali fikiranku.
setidaknya untuk selalu berusaha dan menghidupkan gairah hidupku lagi
0 comments:
Post a Comment