- Lebih dewasa
- Rendah hati
- Tidak suka membocorkan rahasia
- Tidak suka menjustice/ menyalahkan orang
- Penuh perhatian
- Bersikaplah care dan empati atas kejadian yang sedang dialami teman.
- Mendengarkan cerita dia dengan penuh antusias tanpa banyak menyela.
- Tanyakan sumber masalah dan pandangan dia tentang masalah itu
- Patahkan argumennya dengan logika sederhana
- Memberikan solusi terbaik dengan Menunjukkan jalan keluar
Sebagai manusia kita pastinya
mempunyai hubungan dengan manusia lain di dunia ini, entah saudara, partner
kerja, tetangga, ataupun teman. Nah, pertemanan adalah salah satu bentuk
hubungan yang paling menarik apalagi untuk usia-usia remaja. Bahkan ada yang
bilang pertemanan itu lebih mengasyikkan daripada persaudaraan, karena dengan
teman kita bisa curhat apa saja, sedangkan kalau dengan saudara, masih
fikir-fikir mau ngomong apa. Mungkin benar, bisa juga salah. Namun selayaknya
teman menjadikan refleksi diri kita sendiri tentang bagaimana kita berhubungan
dengan orang lain, bagaimana pandangan orang atas diri kita, nah itu semua
bisa dipelajari dari hubungan pertemanan ini.
Bicara soal teman
pasti sangat mengasyikkan, jalan bareng, kepo-kepoan, melakukan aktifitas
bareng, menikmati moment-moment kebersamaan yang mungkin takkan pernah
tergantikan, bahkan aktifitas tersebut tidak berhenti sampai mereka menikah
kelak, asal gak keblinger saja. Nah, ternyata dalam pertemanan ini pun tidak
selamanya kita berbagi kebahagiaan, ada kalanya salah satu diantara kumpulan
teman tersebut ada yang sedang mendapat masalah, entah itu urusan keluarga,
pacar, sekolah, dan lain-lain, biasanya pertama kali yang dia datangi adalah
teman, meski ada juga yang lari ke ibu. Bagi kita, menceritakan semua
permasalahan yang ada cukup untuk meringankan beban masalah yang sedang kita
hadapi. Namun pastinya kita tidak asal sembarangan ngomong atau membuka
masalah kita kepada siapa saja. Oleh karena itu menjadi teman sejati tidaklah
mudah. Karena percaya tidak percaya, bagi sebagian wanita, teman lebih
berharga daripada pacar sekalipun.
Berikut ini akan
saja jelaskan tips bagaimana menasehati teman yang sedang berada dalam
permasalahan, karena tidak semua apa yang kita omongkan mungkin bisa masuk ke
dalam fikiran mereka, maka ada beberapa faktor penting yang harus kita jaga,
namun sebelum kita masuk ke tips, ada baiknya saya coba terangkan bagaimana
kriteria pribadi yang enak untuk diajak curhat:
Kemudian, ketika
ada seorang teman yang sedang berada dalam masalah, berikut ini yang harus
kita lakukan:
Pertama kali yang
dibutuhkan orang yang sedang berada dalam masalah adalah perhatian, karena dia
butuh sandaran support dari orang-orang terdekatnya. Seolah ada yang ikut
merasakan penderitaannya, sehingga dia merasa sedikit nyaman dengan
perlindungan bentuk perhatian yang diberikan temannya. Banyak sekali orang
yang tidak begitu peduli dengan apa yang orang lain rasakan, bahkan langsung
menyalahkan orang tersebut seperti kata-kata "kamu sih…cerobooh, hilang kan tuh hp…" atau "udah dibilang kan jangan berhubungan dengan orang
itu, kamu sih bandel, ditinggal juga kan kamu" atau " tapi masalahmu itu tidak lebih besar dari masalah
yang sedang kuhadapi"
mungkin kata-kata
tersebut memang benar kalau dilihat dari sudut pandang orang lain, namun
sejatinya hal tersebut tidak memberikan pengaruh baik untuk teman yang sedang
kesusahan tadi, itu seolah dia sedang berada di depan para eksekutor yang
tengah mengacungkan senjata. Dalam ilmu psikologi tidak saya rasa tidak ada
kamus menyalahkan, yang ada adalah penunjukan kesalahan, namun itu tidak serta
merta diberikan di awal, itu malah akan menjadikan si dia semakin shock dengan
kesalahan atau penderitaannya.
Sebenarnya tidak
susah untuk memberikan perhatian dan empati kepada teman yang sedang dalam
masalah seperti itu, meskpun kita sendiri pun punya masalah yang lebih besar
dari dia. "kamu kenapa din, ada masalah
kah? Ceritakan saja…" kata-kata tersebut meski terkesan sepele,
namun bagi orang-orang yang sedang ditimpa masalah it problably means that he
welcome to her and open his hand to be hug.
Ketika seseorang
merasa bahwa ada teman yang perhatian dengannya, dia berfikir bahwa orang itu
cukup pantas dan bisa dijadikan tempat curahan hatinya, kepercayaan itulah
yang sangat sulit didapat, sependiem apapun dia,pun suatu saat dia pasti butuh seseorang untuk sekedar berbagi rasa sekalipun, dengan segala tipikal orang-orang yang berada di sekitarnya, dia paham, kemana seharusnya dia menuangkan segala unek-uneknya itu. So, ketika ada teman yang sedang curhat,
dengarkanlah dia seolah kita sedang ikut merasakan penderitaannya, beberapa
kali anggukan atau senyuman itu semakin memberikan kesan bahwa kita
benar-benar mengerti keadaannya, maka semakin banyak dan semakin dalam dia
menceritakan keluh kesahnya tanpa ada yang ditutup-tutupi. karena dia
yakin kita gak akan membocorkan rahasianya. Dan jangan banyak menyela,
karena beda, orang yang sedang bingung dengan
orang yang sedih, orang bingung mempunyai fikiran yang lebih terbuka
sehingga apa saja masukan yang kita berikan ke dia, itu akan diserap dengan
baik sebagai pertimbangan, karena dia memang butuh masukan, berbeda dengan
orang yang sedang bersedih atau kalut. Dia hanya butuh seseorang untuk
menumpahkan segala keluh kesahnya. Menyela apalagi menasehati itu malah
membuatnya tertahan untuk meluapkan emosi sedihnya, malah bisa jadi dia
berubah jengkel dengan kita karena merasa digurui oleh kita. Pahami, orang
yang kalut dan mencurahkan kekalutannya pada kita, dia melupakan harga
dirinya, rasa malu dan sungkannya pada kita, dia merendahkan dirinya dengan
menceritakan semuanya kepada kita, hanya berharap kita mau mendengarkan, bukan
untuk dikomentari. Maka sebaiknya kita bersikap pasif sampai keadaannya stabil
dan tenang.
Setiap masalah yang
sedang menimpa seseorang, itu pasti ada faktor x yang menyebabkan masalah itu
muncul, jadi selayaknya kita mendengarkan curahan hati untuk menemukan sumber
masalah yang ada. Bukan mensikapi masalah itu sendiri, karena bisa jadi masalah
itu bersifat subyektif, sehingga mungkin solusi yang kita berikan benar
menjadi solusi atas masalah yang sedang terjadi pada orang-orang pada umumnya,
tapi belum tentu bisa jadi solusi untuk teman satu ini. Seperti saat teman
kita merasa ditekan oleh ayahnya, dibatasi ruang geraknya,barangkali ada hal yang membuat nya memang harus disikapi begitu oleh ayahnya, namun pesan itu tidak sampai pada dia, sehingga terjadi miskom, atau salah paham.
Harus kita pahami
bahwa setiap pandangan itu selalu berbeda. Ada ego yang mempunyai
kecenderungan mempengaruhi pandangan. Maka sebaik-baik pandangan adalah yang
objektif, tidak sekedar didasari dari pendapat kita saja, apalagi hanya
sekedar spekulasi. Namun, kita tidak bisa serta merta memaksakan teman yang
sedang dalam masalah untuk berpandangan seperti pada umumnya, karena dia
sedang menjadi aktor, artinya orang yang sedang dalam masalah cenderung
merefleksikan segalanya ke dirinya, merasa bahwa dia yang paling benar dan menjadi korban, simpelnya, ada ego yang menggelayuti sehingga fikirannya tidak jernih. Dia selalu ingin dimengerti sebagaimana orang sakit
yang slalu dituruti permintaannya. Its fine. Memang selalu begitu adanya. Maka
biarkan dia menceritakan semua kisah, pendapatnya menurut pandangannya, kita
yang stabil dan berfikiran jernih mencoba untuk memahami maksud dan
pandangannya dalam masalah ini dan terus mensupportnya. Biarkan dia bicara sampai dia bosan dan capek
sendiri. Biasanya kalau sudah plong. Dia akan menghentikan bicarannya. Dan itu
saat kita untuk memasuki fikirannya.
Kita semua paham
bahwa orang yang sedang dalam masalah slalu ingin dimengerti, dan selalu
merasa bahwa dia yang benar dan yang sedang tersakiti, jika memang dia benar, maka
kita hanya butuh mensupportnya dan menuntun dia untuk bangkit dari
keterpurukan. Namun jika ternyata dalam masalah ini dia memang bersalah (entah itu salah sangka, atau sesuatu yang terjadi karena kesalahannya sendiri), kita
tidak boleh membiarkannya merasa benar, meskipun dia teman kita dan sedang
merasa sedih. So, kebenaran tetaplah menjadi kebenaran, begitu juga kesalahan.
Maka tugas kita adalah bagaimana mengubah pandangan dia yang selama ini salah dengan tanpa sedikitpun mengiris hatinya. Susah..!!! Itu jelas susah. Namun dengan
ketulusan dan niat baik kita, itu insyaAllah akan bisa dilakukan. Caranya
adalah kita memasuki jalan fikirannya, carilah akar masalah semisal sebenarnya apa sih mau dia, atau
pandangan dia tentang masalah ini,kemudian kita patahkan/luruskan argumennya dengan
logika yang bisa dia terima. Seperti saat dia sedih karena selalu disakiti
pacarnya namun dia masih cinta. Kita katakan saja, "iya sih..cinta memang butuh pengorbanan, tapi apakah
cinta itu berarti harus selalu tersakiti???" atau "aku juga sependapat dengan kamu, hanya saja
terkadang aku berfikir apakah kita harus mengorbankan segalanya untuk
seseorang yang belum jelas dia jodoh kita..???" ajak dia berfikir
pelan untuk menanyakan kembali atau mengevaluasi lagi prinsip-prinsip yang
dipakainya itu, apakah itu memang benar atau ternyata ada kesalahan dalam membuat keputusan. Karena prinsip/idealisme itu terkadang diambil begitu saja dari sebuah kesan yang dia dapatkan dari beberapa kejadian kecil, namun terus dipakai tanpa memikirkan dengan dalam apakah idealisme seperti itu benar atau baik untuk dirinya. semisal para pengangguran yang hanya suka menongkrong dijalan, genk motor, dll, Terutama bagi wanita yang cepat sekali
memberikan kesimpulan.
Jangan jadikan
pertanyaan-pertanyaan tadi menjurus kepada pribadinya, itu malah terkesan
menyerang dia dan mempermalukannya, namun berusahalah membuat dia seolah
merasa bahwa yang difikirkan selama ini salah, namun kita tidak tahu apa salah
dia. Yaitu dengan memberikan logika sederhana yang bersifat umum yang seolah
bukan ditujukan untuknya tapi dia sendiri yang merasa hal itu ada hubungannya
dengan dirinya. Agak susah memang mencerna kata-kata tadi. Namun jika itu bisa
kita lakukan. You are the great friend…!!!, jika hal itu berhasil membuat
dirinya berfikir, biasanya dia akan berkonfensi (mengakui) meski masih ada
sedikit pembelaan, "iya sih sebenarnya
memang aku salah, tapi seharusnya dia
bla…bla…bla…" atau "iya juga
ya, tidak seharusnya aku melakukan hal seperti itu". Setelah
pengakuan yang cukup panjang tadi diungkapkan, maka kata terakhir dari dia
biasanya akan selalu "terus aku harus
bagaimana donk…?"
Nah..kalau sudah
seperti ini, gantian kita yang cerewet, memberikan masukan sebanyak mungkin,
karena fikiran dia sudah terbuka begitu luasnya. Ada tiga langkah yang harus
dilakukan orang yang sedang dalam masalah: 1. melupakan/mengikhlaskan masa
lalu, dengan begitu dia tidak selalu terkait dengan segala kegundahan masa
lalu yang menjadikan perasaan bersalah / menyesal -nya muncul lagi dalam
fikiran, itu bisa menghambat treatment nya. 2. membayangkan masa depan,
seperti kita menanyainya ingin bagaimana kedepannya, seperti apa harapannya,
sll. 3. bikin dia move on, tuntun dia menjalani hidup barunya, karena
diawal-awal move on itu pasti akan terasa sulit, jadi tuntun dia, selalu kasih
motivasi, berikan dia kebahagiaan lewat kegiatan mengasyikkan dll. Itu
membuatnya semakin jauh kedepan dan melupakan masa lalunnya.
Kita semua pasti
pernah mengalami bergulat dengan begitu banyak masalah, dari yang kecil,
sampai yang membuat mata kita memerah. Kita semua sadar bahwa setiap masalah
yang ada pasti terdapat solusi, sebagaima penyakit selalu ada obatnya,
masalahnya itu sendiri adalah keadaan mental kita yang drop saat masalah itu
menghampiri, membuat masalah yang sebenarnya sepele menjadi berat dan terkesan
kusut, alias seolah tidak kunjung menemui titik terang, untuk itulah kita
butuh orang lain, atau kita dibutuhkan orang lain saat mereka sedang berada
dalam masalah, bukan untuk mengolok-olok atas kekalutan mereka, namun untuk
membantu mengurai kusutnya masalah tersebut menjadi rapi sehingga menemui
titik terang. Tidak selalu otak yang brilian menjadi kunci bagaimana tiap
permasalah terpecahkan, namun hati yang teduh menjadikan otak berfikir secara
sempurna. Tiada keteduhan yang menjadikan hati terasa sejuk, selain oleh iman
dan kesadaran kita untuk saling memberi kepada sesama makhluk yang membuthkan.
Take care guys :)
0 comments:
Post a Comment