
Cara berfikir atau sudut pandang, mungkin inilah yang menyebabkan
seorang introvert menjadi introvert fanatic. Terlalu kaku pada sifat bawaan
mereka dan enggan mengoptimalkan potensinya. mereka tidak mau bersinggungan
dari realitas social, sehingga pemikiran mereka tak pernah bisa dikomparasikan
dengan yang lain, slalu berkutat pada argumentasi mereka sendiri, tak mau
belajar tentang bagaimana cara orang lain mengambil sebuah sudut pandang dalam
suatu permasalahan. Itu yang membuat para introvert kaku dan terkesan aneh.
Baiklah, untuk memperjelas penjelasan ini, saya akan coba urai
segala inti sisi lemah para introvert:
#MENUTUP DIRI
Seorang introvert mempunyai daya pengamatan yang tinggi, super
detail. bahkan dia mampu memperhatikan Sesuatu yang tak terfikirkan oleh orang sekalipunpun.
Tapi sayangnya kebanyakan kemampuan itu tidak digunakan untuk memperbaiki
kualitas diri, menambal kekurangan yang menjadikannya aneh di lingkungan
social. Tidak bisa berinteraksi di lingkungan social bukan menjadi alasan dia
tidak bisa bergaul. Malahan kebanyakan introvert lebih memilih untuk berkutat
pada dunianya sendiri. Tanpa sedikitpun ingin tahu bagaimana nikmatnya bergaul
sama yang lain, atau sekedar memahami apa yang membuat orang lain merasa nyaman
bergaul dengannya.
Menutup diri, bagi seorang introvert adalah hal yang paling menyenangkan
namun sejatinya itu merugikan diri mereka sendiri.ibarat makan buah, mereka
hanya mencicipi kulitnya lalu membuang buahnya. Mereka beralasan tidak tahu
gimana caranya bergaul dengan orang-orang, gimana cara ngomong, apa saja yang
harus diomongin ketika sedang berkomunikasi. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu
pastilah muncul dan dialami oleh semua orang, tak terkecuali orang yang
ekstrovert. Bedanya. Orang ektrovert mencoba dulu baru berfikir, sedangkan para
introvert berfikir terlalu matang namun tidak ada percobaan, sehingga pemikiran
tersebut bukannya mendorong untuk action, malah menjadikannya paranoid.
Ketakutan yang tak beralasan.
Seburuk-buruk bayangan, tak seburuk wajah aslinya. Prinsip itulah yang dulu kucoba saat pertanyaan-pertanyaan konyol
tersebut menghantuiku. Tentang bagaimana cara bergaul, atau sekedar bingung apa
yang harus dibicarakan ketika bergaul. Satu pengalaman dulu ketika masih SMA
pernah aku duduk sebangku dengan paman yang usianya sudah tua, saat itu aku
berkunjung ke rumah beliau karena di rumah beliau ada acara, yang lain pada
sibuk membantu acara. Sedangkan aku, somehow, dihadapkan dengan posisi yang
terlalu sulit kurasa. Ngobrol sendiri dengan pamanku yang notabene terhormat
dan tak banyak bicara. Perasaan was-was itu muncul seperti monster yang
tiba-tiba ada didepanku, tak bisa melarikan diri seperti saat ada tamu di rumah
atau telpon rumah yang sedang bordering. Hanya ada satu jalan, menghadapinya.
Dan tidak mungkin aku Cuma diem-dieman dengan beliau. Lalu aku coba awali
obrolan demi obrolan, meski jeda antara obrolan itu cukup lama, namun ternyata
aku bisa mengatasinya. Ternyata dari perbincangan tersebut aku mendapat ilmu bahwa, ketika kita mengobrol santai
dengan siapapun itu, bukan obrolannya yang membuat mereka nyaman pada kita,
tapi pada perhatian kita dan respek kita kepada
mereka. Ketakutan-ketakutan itu hanya memunculkan dua penilaian orang
lain kepada kita, kita dicemooh karena gak care, atau kita diremehkan karena
gak pinter bergaul.
Nah, kedepannya ketika kita mulai terbuka pada orang lain, lama
kelamaan kita akan mendapatkan pelajaran penting tentang social, yang mungkin
orang ekstrovert sulit untuk menjelaskannya, karena mereka orang lapangan, just
do it. Dengan terbukanya kita pada orang-orang kita jadi lebih mengerti tentang
bagaimana cara orang mengambil sudut pandang, gimana membuat orang bahagia,
gimana mengambil hati mereka, gimana cara mereka berfikir. Cara menghadapi
orang-orang yang sedang marah, sedih, kecewa.dll. sehingga kita jadi lebih
peka. Dan kita tidak egois karena kita tlah terbiasa mengambil sudut pandang
yang berbeda ketika berfikir, hasil dari pengamatan saat kita
bergaul-berinteraksi dengan orang-orang. Nanti di satu kesempatan akan saya
coba jelaskan tips dan trik berkomunikasi bagi seorang introvert.
#CUEK
Cueknya seorang introvert berbeda dengan cueknya ekstrovert.
Seorang ekstrovert cuek ketika dia sedang dalam kondisi tertentu, semisal
sedang sibuk, sedang kesal, atau yang lainnya. Sedangkan seorang introvert
menghabiskan seluruh waktunya dengan kecuekan. Mungkin bagi mereka cueknya
bagian dari memperlihatkan wujud aslinya sebagai bagian kontradiksi dari
kemunafikan. Tapi orang lain menganggapnya sebagai KEEGOISAN. “aku slalu
dicibir teman-temanku karena aku pendiem dan tidak bergaul dengan mereka. Tapi
inilah aku.”. itu adalah kata-kata yang membuatku sedih sebagai sesama
introvert. Ya, memang begitulah kita. Tapi saya yakin kita berkata demikian
karena belum pernah merasakan betapa bahagianya kita ketika melihat seseorang
tertawa bahagia karna kita, atau merasakan betapa nikmatnya saat teman-teman
mencari kita sebagai bahan curhat atau tempat untuk meluapkan segala gundah.
Belum pernah kan?
Buang jauh-jauh sikap cuek, meskipun tidak bisa menghilangkan
semuanya, minimal kita berusaha untuk menjadi yang terbaik di lingkungan kita.
Kalaupun kita merasa tidak nyaman untuk memulai, itu memang bukan area kita
untuk bergaul ramah tamah atau curhat-curhatan, tapi kita tidak dilarang kok
melakukan itu, kita juga akan punya waktu sendiri untuk memanjakan diri kita
dengan diamnya kita, tapi tidak semua waktu kita habiskan untuk itu. Sebenarnya
ada banyak cara untuk menyiasati sifat introvert kita, agar tetap nyaman buat
orang-orang di sekeliling kita, atau minimal menghilangkan penilaian yang buruk
tentang kita.
Lawan dari cuek adalah empati, ketika social membutuhkan kita, kita
siap untuk itu, kita bercanda, kita bercerita, kita melakukan aktifitas
bersama. Ya, meski terkadang kita tidak menikmati, just do it them. Mungkin
karena kita tidak mendalami maknanya. Adapun jika kita sedang merasa sangat
butuh untuk sendiri, mereka nantinya akan paham kok, karena kita tlah melakukan
hal yang diluar kita untuk mereka, mereka pun akan memaklumi ketika kita sedang
butuh sendiri. Beda ceritanya kalau kita slalu cuek dan mendiamkan mereka,
apapun yang kita lakukan bernilai negative
bagi mereka. Karena kita tidak melakukan apa-apa untuk mereka, sedangkan
social itu artinya MEMBERI. Just give everything u have for getting their
heart.
Kalaupun berat, tidak perlu susah-susah memaksakan diri, kita cukup
MENGAWALI, cobalah untuk sekedar tersenyum dan say hello. Maka di pertemuan
yang lain mereka akan mendekati kita, kita menjawab sekenanya atau sekedar oh…iya…hmmm
pun mereka akan menikmati
perbincangan itu, karena kita sudah mengambil hatinya. Jangan malu untuk
mengawali interaksi meski hanya sekedar senyum. Berempatilah, karena kita butuh
mereka suatu saat nanti.
#SUPER SENSITIVE
Seorang introvert bisa mengintepretasi sebuah tatapan dengan ribuan
argumen. Mereka paling doyan menerka-nerka, meskipun kebanyakan itu tidak
seperti apa yang sebenarnya terjadi. Seperti wajah datar teman kepadanya yang
diartikan sebuah kebencian. Atau candaan yang terlalu dibawa serius. Hal-hal
semacam itulah yang menjadi paranoid bagi introvert dalam bergaul, sehingga
mereka lebih cenderung menyendiri, kapanpun dan dimanapun.
Sensitif adalah bentuk dari kepekaan hati, lawan dari sikap acuh,
tapi mengapa seorang introvert bisa sekaligus punya sifat sensitive juga acuh?
Itu karena mereka terlalu berorientasi kepada diri mereka sendiri, alias egois
alias mikirin diri sendiri. Kenapa? Karena seorang introvert merasa diri mereka
terlalu berharga untuk bergesekan dengan lingkungan. Sedikitpun tak mau
dihinakan, direndahkan, dll. Padahal sifat seperti inilah yang secara tidak
langsung merendahkan mereka didepan umum, dengan kata lain, mereka merendahkan
diri mereka sendiri, tapi marahnya ke orang lain.
Sebenarnya ada banyak cara untuk bisa mensiasati sifat super
sensitive ini, salah satunya adalah banyak bergaul dan punya teman banyak. So,
amati mereka dan refleksikan pada diri sendiri. Apakah mereka tersinggung
ketika mereka diolok-olok saat bercanda? NO, apakah mereka selalu terlibat
konflik pribadi karena urusan sepele? NO. karena mereka tahu tempat, bahwa
ketika kita sedang bergaul. Mereka tidak membawa diri mereka masing-masing,
mereka mensejajarkan diri mereka sama. Tidak ada yang lebih terhormat,
terkaya,dll. So, semua lelucon just for fun. Don’t take it deepest.
Kemudian untuk mensiasati terkaan kita pada seorang temen, apakah
dia sedang marah kepada kita atau tidak. Just start talking. Awalilah
menyapanya dan berbicara sekedarnya, kalau dia sedang marah, dia pasti
ogah-ogahan menjawab obrolan kita, but REALIZE it, dari pengalamaku dalam
bergaul selama ini. Hampir 99% dugaanku salah tentang mereka. Mereka tidak
sedang marah dengan kita. Dan kalaupun mereka sedang marah sedikit, mengawali
ngobrol dengannya membuat semuanya jadi cair. Karena itu bagian dari permintaan
maaf mereka (karena umumnya kita gengsi untuk minta maaf terang-terangan,
apalagi bagi yang cowok). Percayalah bahwa dengan mengawali sebuah pembicaraan,
mereka merasa kita sedang merendahkan ego kita untuk mereka, dan itu suatu penghormatan yang sangat
berarti sekali bagi mereka. Itulah kenapa kita harus mengawali pembicaraan saat
sedang konflik dengan seseorang, entah itu dengan pasangan atau dengan
siapapun. Alasannya? Sama seperti yang diatas.
Right man on the right place, semua ada tempatnya. Mensensitifkan
diri dalam bergaul boleh-boleh saja. Hanya saja kita perlu ubah orientasi dari
kita ke mereka. Artinya, sensitive ini digunakan untuk menjaga agar jangan
sampai tingkah laku kita membuat mereka terluka, bukan sebaliknya, percayalah,
kalau kita semua melakukan seperti ini, aku yakin tiada konflik di dunia
ini.keegoisan hanyalah milik anak kecil, raja tak terkalahkan yang belum paham
logika. Jika ternyata kita emang selalu disakiti oleh mereka. Fine, kenapa kita
tidak menilik pada diri kita sendiri. Bukankah membalas kejelekan mereka itu
sama saja kita memposisikan diri kita sama jeleknya dengan mereka?. Berbesar
hatilah. Orang yang bijaksana terlihat kalah selangkah oleh mereka yang
mengoloknya namun sejatinya mereka melesat jauh kedepan. Kok bisa? Tanyalah
orang ketiga, bagaimana mereka menilaimu J. Orang diam bukan berarti tak bisa menilai, so. Jadilah orang
baik, jangan terlalu sensitive.
#TERLALU BANYAK MIKIR
Suara gemuruh di dalam otak, itulah suara otak seorang introvert.
Didalamnya berisi sel otak yang slalu aktif memikirkan atau mengimajinasikan
sesuatu. Otak warna-warni penuh potensi kreasi dan inovasi. Namun sayangnya,
sifat bawaan ini buntu untuk menghasilkan sesuatu yang riil kalo kita tidak mau
menggerakkannya kedalam bentuk nyata. Ketakutan, kekhawatiran, rasa pesimis
yang ada menjadi penghalang yang besar bagi seorang introvert untuk produktif.
Tak banyak seorang introvert yang tahu potensi yang dimilikinya, pun yang sudah
tahu merasa susah untuk mengembangkan potensinya karena halangan kelemahan
sifat introvert lainnya, belum lagi cobaaan atas ketidak setujuan orang tua,
terhambat financial, dan lain-lain. Namun bukan hidup namanya kalau tak penuh
rintangan bukan? It’s a life, nikmatnya tu di rintangan itu sendiri.
Terlalu banyak mikir, banyak orang yang mengagumi potensi seorang
introvert sebagai seorang kreatif, imajinatif, manajer, konseptor. Dll.
Sayangnya sedikit orang yang berani mengungkapkan itu, alasannya, tak mau jadi orang terkenal. Atau ada lagi. Kita
yang bahkan tak mau jadi orang hebat Karena ketakutan-ketakutan yang tiada
beralasan. Jangan bangga ketika ada orang yang bilang, “sebenarnya kamu itu
pintar, tapi ….” Itu bukan berarti kamu benar-benar pintar. Tapi kamu orang
yang gagal membuka pintu kesuksesan kamu hanya karena kamu menyembunyikan
potensi kamu.atau takut terhadap sesuatu yang ada di fikiran kamu. Just do
it.!!!
Just do it..???bukankah semuanya perlu pertimbangan?? Pertimbangan
hanya untuk orang-orang yang kurang pinter, sedangkan kita orang introvert
sudah penuh pertimbangan. Tapi kita terlalu idealis bahkan
perfeksionis.pertimbangan-pertimbangan itu hanyalah bayangan ketakutan kamu
sendiri. So, just do it is enough, you are the best one!!!!. Aku juga begitu,
aku punya prinsip yang aneh saat kuliah. Seperti lebih baik tidak masuk kelas
daripada terlambat, atau tidak presentasi daripada kurang matang persiapan,
hasilnya..???ketika aku benar-benar on fire. I was the best one in class. Tapi
ketika sedang terpuruk. Aku jadi males masuk kuliah, aku jgak pernah ikut
presentasi, jangan Tanya bagaimana hasil nilaiku di akhir semester, bahkan
terkadang hasilnya adalah no result, dan aku harus mengulang itu tahun depan,
susah bukan?? Sedangkan teman-teman kuliahku yang (bukannya sombong) jauh
sekali dari kemampuanku, Cuma modal nekat, mental baja, dan wajah beton. Kini
melenggang kampus dengan title sarjana. Kini siapa yang salah..???
Just do it, bagaimana mungkin kita merasakan sesuatu tanpa
melaluinya terlebih dahulu. Kita seringkali berfikir pragmatis-idealis, yang
ingin skali coba langsung jadi langsung mahir. No way. Kita lalui dulu, baru
kita evaluasi. Jangan bangga dengan pujian “sebenarnya kamu pinter” karena kita
terlalu berkutat pada penilaian orang lain, ya. Terkadang kita jadi labil dan
gampang terpengaruh dengan orang lain, bahkan dengan sesuatu yang kita anggap
paling benar, kita lewatkan begitu saja dengan memilih pilihan orang lain yang
belum jelas. Itulah kita, but semua masih bisa diperbaiki, selama kita masih
berani bangkit dan mau belajar.
#MENDADAK PESIMIS
Kenapa seorang introvert menjadi seorang pesimis. Karena mentalnya
terbangun hanya dari fikirannya sendiri, bukan dari lingkungan. Mengambil
sesuatu dari satu sudut pandang saja. Itu yang menjadikan fikiran seorang
introvert seperti benang kusut. Karena fikirannya tidak realistis, hanya
imajinatif. Sehingga ketika dia benar-benar berhadapan dengan dunia realitas,
dia bingung harus bagaimana. ketika orang lain belajar bagaimana hidup, dia
masih terjebak dalam fantasinya. Belum lagi dengan buah dari kecuekannya yang
menyebabkan tidak ada teman yang membantu, sifat super sensitifnya yang membuat
tidak betah dalam lingkungan pekerjaan, dan terlalu banyak mikir. Itu
menghasilkan apa yang dinamakan pesimis. Fikiran-fikiran dan imajinasi yang
dulunya membumbung tinggi kini terperosok dalam sebuah kotak “aku tidak bisa
melakukan itu’.
Sifat pesimis menjadikan kita tidak maksimal dalam melakukan
sesuuatu, memendekkan target prestasi, dan kurang bergairah dalam menjalani
kehidupan. Itu semua karna kita tidak tahu bagaimana mengelola sifat introvert
dengan baik. Itulah kenapa seorang introvert mudah stress, depresi. Bahkan terkena
gangguan psikis. Karena mentalnya terbentuk kurang sempurna. Dia penuh warna,
namun rapuh. Jika anda mempunyai saudara atau teman seorang introvert,
dekatilah dia, dia perlu bimbingan.
Yang menjadi pertanyaan adalah, haruskah kita slalu pesimis ketika
kita sadar bahwa dunia ini keras, lalu kenapa tidak kita lawan waktu yang tajam
dengan gagahnya kecerdasan yang dikawal keberanian kita. Kalau kita sadar
penyesalan itu pahit, jadikanlah perjuangan ini sebagai pemanis. Hati yang
terluka atau fikiran penuh tekanan, biarlah itu kita lalui sebagai sesuatu yang
lazim. Namun yang menjadi pembeda adalah, kita bisa menikmati setiap esensi
dari semua ini, tidak sekedar menjalani. Dan karna alasan itulah, kita menjadi
seorang introvert, filosof penuh imajinasi.
Sekali lagi,
sebenarnya tidak ada yang salah dengan kepribadian introvert, hanya saja
introvert adalah minoritas, ini yang terlihat aneh oleh dunia. Tapi jangan
pesimis dulu, karena kebanyakan orang-orang hebat di dunia ini adalah seorang
introvert. Jika kamu seorang introvert, dan ingin menjadi orang hebat,
hindarilah kesalahan-kesalahan diatas. Kita memang bukan orang sempurna, namun
kita penuh warna. Take care J
13 comments:
Terimakasih Bro waa jadi tau nih sifat introvert, tampaknya saya juga punya sifat ini. banyak benarnya hehehe, yes belajar just do it.
@Twofic_ iya mas..semangat menjalani kehidupan ini sehingga menjadi introvert yg hebat..salam kenal yak :)
Waduh mas benernya banyak juga...klo saya ini sudah emg sadar introvert pemikiran saya beda banget dh dengan yg lain..cntoh hal kecil kalo pun bercanda hanya canda"an cerdas kdang miris kenpa gw bisa ketawa cuma disisi ini sedangkan lawakan" mainstream poker face aja dapatnya diemmm...jujur aja ane pengen lari klo bisa musnah ni pribadi..saking pengennya jadi pribadi yg lain sampe" ane bikin survei ngikutin tingkah laku para" periang..hasilnya apa nihil...sudah gw coba in trik"nya kya gimana gw amati bener" pokoknya tapi tetap rasanya ada yg kurang hasil gagal....dri cara ngedekati wanita lh misalnya(jadi pribadi yg di senangi spya akrab gtu tujuannya bukan pacar) dru 16 org terdekat di lingkungan kampus itu..balasannya apa di chat..eh lu kah ini lain deh jcarrr di read nya aj klo kg delay brhari... miris kga tapi klo gw bechat.a dgn sekelompok urg tua ataupun bcara dgn merka lncar jaya senyum gw ngembang msuk...klo sma yg seangkatan malah kgk...apakah perbedaan pola pikir itu berpengaruh itu yg masih di pikran gw...jujur aja gw orgnya pintar kiranya(sombong nh) nilai akademik dri tk gw udh bisa lebih dri anak yg lain dri menulis bicara dll perfect lh ..kmdian sd sama perfect rangk 2 mulu..smp rank 2...nh pas smk ane mulai bosan dgn rank dan ane tinggalin tuh pribadi yg pintar" pgn brbh knapa gw kgk ad temannya...dgn survei org pintar cenderung memiliki tmn yg seangkatanya aj pola pikirnya...jdi ane mncba jadi nakal...nakal sehat mksudnya dri duduk dibelkang ngikut" kga kerjaan pr dll...hasilnya apa dlm 3 thun fakta real...smk hnya kumpulan org" idiot yg menyusahkan org tua dengan pola pikir mimpi" bulshitt meskipun sbgiannya kga (gw ngomong gino tapi dlm hati bilang diri lu juga egois lngsung jdi 2pribadi)..setelah tau gw fakta"nya realnya lh semester trakhir gw pengen brbh dikit dgn jdi pribadi asli dan bener aja gw dpt langsut nyebet rank 4 dlm 1 smater nilai akademik lngaung tinggi meskipun kedok asli pribadi muncul dan tmn" gw responnya biasa aja bahkan kya angin lewat mau gw berubah pa kgk..kya kga di anggap...
yah maaf belepotan sekiranya kgk jelas gw ngomong apa tpi itu maksud gw lh...gw bukan pendiam cuma beda porsi aja dgn yg bukan menunya...blalala lh...ane stresss klo crta kek gini
duh maaf baru liat komentar ini.. buat yang pengen sharing atau curhat seputar introvert. langsung lewat Whatsapp aja ya di 085724422210. biar langsung ketahuan dan bisa kejawab. hatur nuhun..
"Be yourself no matter what they say"
http://m.kompasiana.com/gumilangsatria/sosok-introvert-dan-dunia-di-dalam-pikirannya_550da52aa333119a1e2e423b
Jangan lupa baca buku "Introvert Advantage" karya seorang doctor (Psy.D) yang adalah introvert, selain ilmiah dan contoh sehari, buku ini ringan di baca..., biar gak tendensius sama org Introvert ya mas...
Apakah seorang introvert itu perlu tau bahwa dia seseorang yg memiliki sifat introvert
Apakah seorang introvert itu perlu tau bahwa dia seseorang yg memiliki sifat introvert
@Anonymous - yak betul..
@Wanita Muslim - Perlu sekali, karena introvert adalah kepribadian yang cukup rumit. bagi introvert yang kehidupannya berjalan normal dan tidak masalah.its no problem.namun kebanyakan introvert punya masalah dengan kekurangannya itu, baik yang berimbas ke dirinya atau orang lain
Mengena sekali tulisannya. Karena hampir keseluruhan tulisan didalam blog ini memang fakta. Dan yang paling sulit dalam introvert adalah terlalu pesimis dan super sensitif.
@Aris Aris - yang memang seperti itu yang saya amati dan rasakan sendiri mas. sebaiknya introvert memang punya banyak teman untuk saling mendukung dan menguatkan.. kalau sendiri. dia hanya berkutat pada fikirannya sendiri, stagnan.
Minta pandangan bagaimana menghadapi suami intovert y sgt sensitif y skrg sedang marah pd pasangannya. Tidak mahu bercakap dan berbincang. Dia hanya laru dr masalah. Tlg bantu, terima kasih.
maaf bagi temen2 yang merasa butuh banget masukan/sharing tentang introvert ini bisa langsung kontak saya lewat WA di 085724422210, karena saya jarang sekali membuka blog ini,
Terima kasih,
salam hangat introvert..!
Permisi gan, saya ada acuan dikit.
Untuk sosialisasi saya kurang terampil, tapi bukan berarti tidak bisa, kebanyakan orang di luar sana sibuk dan selalu bangga pada diri sendiri, waktu itu saya pake pakaian rapi, nah mereka puji2 saya, lalu saya pakai pakaian seadaanya, lantas mereka menjudge saya, saya jadikan pembelajaran, lalu ada seorang di lingkungan saya bilang, kamu ini egois banget mikirin diri sendiri, saya diem senyum aja, lantas saya jadikan pembelajaran juga, banyak hal saya lewatin, saya akhirnya sadar, harga diri, ego, motivasi, ambisi, dan tujuan itu mutlak, tanpa ada keraguan, juga disetiap sisi positif pasti ada sisi negatif, saya menilai semuanya dari sudut negatif tapi, memikirkan juga sisi positifnya, banyak berpikir memang menyiksa, tapi berpikir sebelum bertindak adalah anugrah, saya selalu berpikir dan berkhayal gini, "apa alasan di balik penciptaan sifat manusia, kenapa manusia tidak saling memahami", mungkin jika Allah mengizinkan saya masuk surga, hal diatas ingin saya tanyakan, dan juga saya berpikir untuk bagaimana membuat orang lain bahagia karena hal kecil, menemukan alasan apa arti bahagia, maaf gan saya cuma mau berbagi, sebenarnya masih banyak yang ingin saya omongin tapi cukup sampai disini.
Terima kasih.
Post a Comment